Polisi Beijing Cari Warga yang Ikut Protes Menentang Pembatasan COVID-19

Para demonstran di Beijing China membawa kertas putih memprotes pembatasan COVID-19.
Sumber :
  • AP Photo/Ng Han Guan.

VIVA Dunia – Pihak berwenang di China memburu para pendemo yang menentang pembatasan COVID-19. Hal itu untuk mencegah protes berulang di Beijing.

SPKLU Sudah Banyak, Naik Wuling BinguoEV Bisa dari Jakarta ke Mandalika

Beberapa orang di Beijing mengatakan, polisi menelepon untuk meminta informasi tentang keberadaan mereka. Dalam hal ini, masih tidak jelas bagaimana polisi bisa menemukan identitas mereka.

Pada Selasa, 29 November 2022, pejabat memperbarui janji untuk mempercepat upaya vaksinasi bagi orang tua karena tingkat vaksinasi di kalangan lansia relatif rendah.

Neta Mulai Rakit Mobil Listrik di Indonesia

Melansir dari BBC, Rabu, 30 November 2022, China telah mencatat rekor jumlah kasus baru dari COVID-19 dalam beberapa hari terakhir.

Polisi China bersiaga mengamankan para demonstran yang menentang penguncian ketat COVID-19.

Photo :
  • AP Photo/Ng Han Guan.
Kakek 87 Tahun Ini Bikin Heboh Usai Jadi Model Catwalk di China Fashion Week

Selama akhir pekan, ribuan orang di China turun ke jalan untuk menuntut diakhirinya pembatasan ketat COVID-19. Beberapa orang di antaranya menyerukan agar Presiden China Xi Jinping mundur.

Demonstrasi dimulai setelah kebakaran di blok bertingkat tinggi di Urumqi, China barat, yang menewaskan 10 orang, Kamis, 24 November 2022.

Banyak orang di China percaya pembatasan Covid berkontribusi pada kematian, meskipun pihak berwenang menyangkalnya.

Saat ditanya apakah protes akan mendorong perubahan aturan nol-Covid, seorang pejabat mengatakan, China akan terus menyesuaikan dan memodifikasi aturannya.

Pasien COVID-19 istirahat di rumah sakit darurat di Shanghai, China.

Photo :
  • Chinatopix via AP

"Kami akan menjaga dan mengendalikan dampak negatif terhadap mata pencaharian dan kehidupan masyarakat," kata Mi Feng, juru bicara Komisi Kesehatan Nasional, saat konferensi pers.

Pada Selasa pagi, polisi terlihat berpatroli di Beijing dan Shanghai, di mana beberapa grup di Telegram menyarankan orang untuk berkumpul lagi untuk melakukan protes.

Menurut rekaman media sosial yang diverifikasi oleh BBC, sebuah protes kecil di kota selatan Hangzhou pada Senin malam juga segera dihentikan dan orang-orang ditangkap.

Laporan juga mengatakan bahwa polisi menghentikan orang dan menggeledah ponsel mereka untuk memeriksa apakah mereka telah menggunakan pribadi virtual (VPN), serta aplikasi seperti Telegram dan Twitter yang diblokir di China.

Seorang wanita mengatakan, dia dan lima temannya yang menghadiri protes di Beijing telah menerima panggilan telepon dari polisi.

Dalam satu kasus, seorang petugas polisi mengunjungi rumah temannya setelah mereka tidak menjawab telepon dan bertanya apakah mereka telah mengunjungi lokasi protes. Mereka menekankan bahwa itu adalah pertemuan ilegal.

Sementara yang lainnya diminta untuk datang ke kantor polisi guna menyampaikan catatan tertulis tentang kegiatan mereka pada Minggu malam, 27 November 2022.

"Kami semua mati-matian menghapus riwayat obrolan kami," kata seorang pengunjuk rasa Beijing.

"Polisi datang untuk memeriksa KTP salah satu teman saya dan kemudian membawanya pergi. Beberapa jam kemudian mereka membebaskannya."

Pihak berwenang juga telah menahan wartawan yang meliput protes dalam beberapa hari terakhir.

Wartawan BBC Ed Lawrence juga ditahan selama beberapa jam saat meliput protes di Shanghai pada Minggu malam.

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan penahanan jurnalis Inggris itu mengejutkan dan tidak dapat diterima. Dia juga menambahkan bahwa Inggris akan menyampaikan kekhawatiran kepada China tentang tanggapannya terhadap protes tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya