Kasus Meledak Lagi, AS Wajibkan Pelancong Asal China Tunjukkan Bukti Negatif COVID-19

Para demonstran di Beijing China membawa kertas putih memprotes pembatasan COVID-19.
Sumber :
  • AP Photo/Ng Han Guan.

VIVA Dunia – Tingginya kasus Covid-19 di China, membuat banyak negara kembali khawatir. Maka dari itu, beberapa negara kembali mewajibkan para pelancong dari China yang akan masuk menyertakan bukti test negatif Covid-19. 

Salah satunya adalah Amerika Serikat. Pelancong yang terbang dari China ke Amerika Serikat akan diminta untuk menunjukkan bukti tes COVID-19 negatif sebelum mereka naik mulai 5 Januari, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengumumkan Rabu, melansir The Guardian. 

Penumpang dua tahun ke atas akan diminta untuk menunjukkan tes PCR atau antigen negatif yang diambil dalam waktu dua hari sebelum keberangkatan di gerbang, kata CDC dalam siaran pers.

Sejumlah petugas medis dikerahkan di kompleks permukiman di Distrik Chaoyang, Beijing, China, yang sedang dikarantina, Senin (21/11/2022), untuk mengambil sampel tes PCR para penghuninya.

Photo :
  • ANTARA/M. Irfan Ilmie.

Aturan tersebut juga akan berlaku untuk pelancong yang datang dari China ke AS melalui negara ketiga, dan hanya mengecualikan mereka yang dites positif setidaknya 10 hari sebelum penerbangan dan “dapat memberikan dokumentasi pemulihan sebagai pengganti hasil tes negatif .”

Langkah tersebut dilakukan setelah pelonggaran kebijakan ketat "nol-COVID" China awal bulan ini, yang telah menyebabkan wabah virus corona terbesar di negara itu, sejak dimulainya pandemi 2020 lalu. 

Pejabat AS memilih untuk mengembalikan persyaratan pengujian untuk pelancong dari China karena "kurangnya data urutan genomik virus dan epidemiologis yang memadai dan transparan yang dilaporkan dari" negara itu, kata rilis CDC.

"Data ini sangat penting untuk memantau lonjakan kasus secara efektif dan mengurangi kemungkinan masuknya varian baru yang menjadi perhatian,” tambah rilis tersebut.

Kedatangan wisatawan Australia di Bandara Ngurah Rai, Bali.

Photo :
  • VIVA/Maha Liarosh

Ini adalah pertama kalinya pemerintahan Biden memberlakukan kembali mandat Covid-19 wajib di negaranya sejak mencabut langkah serupa terakhir pada bulan Juni, meskipun pemerintah terus merekomendasikan pengujian pra-penerbangan.

Negara-negara lain telah mengambil langkah serupa untuk menyaring pelancong dari China dalam beberapa pekan terakhir dalam upaya mencegah penyebaran infeksi di luar perbatasan China.

Jepang akan mewajibkan tes COVID-19 negatif pada saat kedatangan untuk pelancong dari China, dan Malaysia mengumumkan langkah-langkah pelacakan dan pengawasan baru. India, Korea Selatan, dan Taiwan juga mewajibkan tes virus bagi pengunjung dari China.

Polisi China bersiaga mengamankan para demonstran yang menentang penguncian ketat COVID-19.

Photo :
  • AP Photo/Ng Han Guan.

Inggris diperkirakan akan menilai penerapan pembatasan serupa pada hari Kamis, melansir Telegraph

Pada hari Senin, dua penerbangan dari China ke Milan dikabarkan hampir 100 orang dengan hasil positif Covid-19. 

Israel Bombardir Rafah, Peringatan AS Diabaikan

Pembatasan serupa juga akan kembali ditetapkan di Inggris, kata Paul Charles, kepala eksekutif konsultan perjalanan The PC Agency. Ia mengatakan hal ini "tak terelakkan" oleh Pemerintah Inggris dan akan mengambil tindakan setelah menghadapi kritik karena tanggapan negara yang lambat terhadap penyebaran Covid dari China pada penerbangan di awal pandemi.

Sekjen PBB Antonio Guterres berbicara pada Sidang Majelis Umum PBB di New York.

Majelis Umum PBB Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh, 9 Negara Menolak Termasuk AS

Palestina memenuhi syarat untuk bergabung sebagai anggota tetap PBB berdasarkan voting suara dukungan 143 negara, 9 negara menolak dan 25 abstain

img_title
VIVA.co.id
11 Mei 2024