Kritik Kunjungan Macron ke China, Donald Trump: Dia ke Beijing untuk Cium Bokong Xi Jinping

Mantan Presiden AS Donald Trump mau nyapres lagi di 2024.
Sumber :
  • NME

VIVA Dunia – Presiden Prancis, Emmanuel Macron mendapat kritikan pedas setelah mengunjungi China, untuk bertemu dengan Presiden Xi Jinping. Kritikan pedas tersebut dilontarkan oleh mantan Presiden AS Donald Trump

Tidak Pakai Dolar, Rusia Beli Senjata dari India Gunakan Rupee

Trump mengatakan pada Selasa, 11 April 2023, bahwa Macron telah berada di China untuk bertemu dengan Xi Jinping dan mencium bokongnya. 

Mantan presiden AS itu muncul dan duduk bersama dengan pembawa berita Fox News, Tucker Carlson untuk penampilan media arus utama pertamanya sejak didakwa di New York. 

Taiwan Siap Berbagi Pengalaman Pelayanan Medis dengan Indonesia

Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu Presiden China Xi Jinping

Photo :
  • Nikkel Asia

Dalam sebuah wawancara, calon presiden dari Partai Republik itu mengatakan Amerika Serikat telah kehilangan pengaruhnya di dunia sejak dia meninggalkan jabatannya. 

Seorang Perwira dan 4 Tentara Irak Tewas Diserang ISIS

"Anda membuat dunia ini semakin gila, hingga Amerika Serikat sama sekali tidak memiliki suara," katanya kepada Carlson, dikutip dari NDTV, Rabu, 12 April 2023. 

"Dan Macron, yang adalah teman saya, sudah selesai dengan kunjungannya ke China, dan mencium pantatnya (Xi Jinping). Prancis sekarang pergi ke China," tambah Trump. 

Dalam kunjungannya ke Beijing, Macron menyebabkan badai, di mana dia memperingatkan orang Eropa tidak boleh mengikuti kebijakan luar negeri AS. Dalam sambutannya kepada wartawan, Macron mengatakan negara-negara Eropa tidak boleh terjebak dalam ketegangan ketegangan antara Beijing dan Washington atas nasib Taiwan

Sebagai informasi, China telah berjanji untuk mendapatkan kembali kendali atas Taiwan, sementara Pemerintah AS berjanji untuk membantu Taiwan mempertahankan diri. Macron, yang membahas Taiwan dengan Xi pada hari Jumat, 7 April 2023, memperingatkan agar Eropa tidak terjebak dalam krisis, yang membuatnya membangun otonomi strategisnya. 

“Paradoksnya adalah, diliputi kepanikan, kami yakin kami hanyalah pengikut Amerika,” kata Macron. 

"Hal yang lebih buruk adalah berpikir bahwa kita orang Eropa harus menjadi pengikut topik ini (konflik Taiwan China) dan mengambil petunjuk dari agenda AS dan reaksi berlebihan China.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya