Presiden Macron Minta Ketertiban Dipulihkan di Tengah Kerusuhan Besar Prancis

VIVA Militer: Presiden Prancis, Emmanuel Macron
Sumber :
  • Euronews

Paris – Presiden PrancisEmmanuel Macron, mendesak pemerintah untuk melakukan semua tindakan yang diperlukan guna memulihkan ketertiban di Prancis, yang dilanda kerusuhan besar selama lima hari berturut-turut, yang dipicu pembunuhan seorang remaja oleh polisi.

Terpopuler: Oknum Polisi Aniaya Siswa, Mahasiswa Demo Rektor hingga Suami Mutilasi Istri

Menurut laporan BFMTV, Minggu 2 Juli 2023, Macron mengadakan pertemuan di Istana Elysee yang dihadiri oleh Perdana Menteri Elisabeth Borne, Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin dan beberapa menteri lainnya untuk mengatasi situasi yang sedang berlangsung di negara tersebut.

Dalam pertemuan tersebut, dia meminta para menteri untuk "terus melakukan segala daya mereka untuk memulihkan ketertiban dan menjamin kembalinya ketenangan." Dia juga menekankan pentingnya meluncurkan penyelidikan secara menyeluruh untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang situasi yang sedang berlangsung.

Akhir Kasus Viral Perpanjangan STNK Mobil Pikap Rp 5 Juta karena Pelat Nomor Cantik

Kerusuhan terjadi di Prancis saat aksi protes atas penembakan yang dilakukan polisi terhadap remaja berusia 17 tahun.

Photo :
  • AP Photo.

Macron akan bertemu dengan Presiden Majelis Nasional Prancis Yael Braun-Pivet dan Presiden Senat Gerard Larcher pada Senin (3/6), dilanjutkan dengan pertemuan dengan 220 wali kota yang terdampak protes di Istana Elysee pada Selasa (4/6).

Perkara Nomor Pelat, Pemilik Mobil Pikap Ini Kaget Diminta Bayar Perpanjang STNK Rp 5 Juta

Sementara itu, otoritas penegak hukum mengerahkan kendaraan berlapis baja di pusat Kota Marseille untuk mengantisipasi kemungkinan protes baru. Unit polisi khusus juga bertugas di Lyon menyusul protes malam yang menegangkan di kota itu.

Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan sekelompok aktivis sayap kanan berbaris melalui jalan-jalan Lyon, dan meneriakkan slogan-slogan seperti "Prancis milik Prancis."

Protes nasional atas pembunuhan Nahel M, seorang remaja berusia 17 tahun keturunan Aljazair, terus mengguncang Prancis. Hingga malam kelima protes, sebanyak sebanyak 577 kendaraan dan 74 bangunan dibakar dan 871 kebakaran tercatat di jalan-jalan dan ruang publik lainnya, berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri Prancis.

Nahel ditembak dari jarak dekat oleh seorang petugas polisi pekan lalu ketika pemeriksaan lalu lintas di Nanterre, pinggiran Paris, setelah dia mengabaikan perintah untuk berhenti. (Ant/Antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya