Keluar dari Islam, Pria Mesir Robek dan Siram Al Quran Pakai Alkohol

Ilustrasi Al-quran.
Sumber :
  • Pixabay.

Rusia – Pihak berwenang Rusia, tepatnya di kota Ulyanovsk telah menahan seorang warga negara Mesir yang muncul dalam video yang tampak melecehkan kitab suci umat Muslim Al Quran.

Putin Resmi Dilantik Jadi Presiden Rusia, Lanjut Menjabat 6 Tahun Lagi

Dilansir dari Middle East Monitor, Sabtu, 8 Juli 2023, pria yang diidentifikasi bernama Saeed Abdel Razek berusia 28 tahun, telah melarikan diri dari Mesir pada musim panas 2019 setelah keluar dari Islam dan kini menganut agama Kristen.

Saat itu, pria tersebut diduga menerima ancaman pembunuhan akibat pindah agama.

Rusia Ngamuk dan Ancam Serang Instalasi Militer Inggris, Apa Sebabnya?

Selama di Rusia, ia menikah dengan seorang wanita Rusia dan memiliki seorang putra berusia tiga tahun.. Pasangan itu kemudian berpisah.

Nyolong, Sersan Gordon Black Diringkus Polisi Rusia

Mantan istrinya mengatakan dia tidak lagi berhubungan dengannya, menambahkan bahwa dia telah mencoba menculik putra mereka dan dia harus melaporkannya ke polisi, melansir Middle East Monitor.

Gubernur Provinsi Ulyanovsk, Alexei Russkikh, mengumumkan penangkapan warga Mesir tersebut melalui sebuah pos di telegram pada pertengahan pekan lalu.

"Sebuah klip video yang beredar di internet menunjukkan seorang warga negara asing menodai Al Quran, kitab suci umat Islam," kata Russkikh, seraya menambahkan bahwa dinas keamanan sekarang tengah "menangani insiden ini".

"Ini adalah kejahatan terhadap kita semua. Terorisme tidak memiliki kewarganegaraan atau agama," katanya, sambil menekankan pentingnya menghormati perasaan semua orang beriman.

Aksi pria Imigran Irak bernama Salwan Momika membakar Al Quran di Swedia

Photo :
  • FB Salwan Momika

Pembakaran Al Quran kini tampaknya makin sering terjadi. Belum lama, seorang aktvis sayap kanan, asal Irak bernama Salman Momika melakukan protes di luar masjid utama Stockholm dengan membakar lembaran-lembaran Al Quran, setelah polisi Swedia memberikan izin untuk protes tersebut, yang bertepatan dengan dimulainya hari raya Idul Adha. 

Hal ini membuat banyak pejabat dunia marah, tak terkecuali Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

“Kami pada akhirnya akan mengajari orang Barat yang arogan bahwa menghina Muslim bukanlah kebebasan berpikir,” kata Erdogan dalam sambutannya di televisi. Karena hal ini pula, rencana Swedia untuk bergabung dengan NATO jadi semakin tertunda.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya