Suami PM Italia Buat Pernyataan Kontroversi, Salahkan Perempuan soal Pemerkosaan
- BBC.co.uk
Roma – Suami dari Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, Andrea Giambruno, membantah bahwa dirinya menyalahkan korban pemerkosaan, setelah membuat pernyataan bahwa perempuan bisa terhindar dari pelecehan seksual jika tidak mabuk.
Suami sekaligus presenter TV itu awalnya mengomentari pemerkosaan beramai-ramai terhadap seorang wanita muda di ibu kota Sisilia, Palermo.
Giambruno mengatakan di acaranya pada hari Senin, 28 Agustus 2023, bahwa jika perempuan pergi berdansa, maka perempuan berhak untuk mabuk, tidak ada kesalahpahaman dan masalah apa pun.
Pemimpin partai sayap kanan, Giorgia Meloni unggul sebagai calon PM Italia
- AP Photo/Gregorio Borgia
"Tetapi, jika anda tidak mabuk dan tidak kehilangan akal sehat, anda mungkin juga akan terhindar dari masalah tertentu dan tidak akan bertemu serigala (pelaku pelecehan seksual)."
Komentar Giambruno tersebut lantas mendapat kecaman, seperti politisi oposisi, Cecilia D'Elia, yang merupakan seorang senator Partai Demokrat.
Dia mengatakan kepadanya bahwa anak laki-laki harus dididik untuk menunjukkan rasa hormat, dibandingkan anak perempuan yang diajari untuk berhati-hati.
“Ajari mereka (laki-laki) tentang menghormati, bukan (mengajarkan) perempuan untuk waspada,” katanya, dikutip dari Sky News, Kamis, 31 Agustus 2023.
Giambruno lantas membantah menyalahkan korban dan mengatakan bahwa komentarnya diambil di luar konteks.
Dia juga menuduh para pengkritiknya menciptakan kontroversi yang tidak nyata, dan mengatakan kepada Corriere della Sera, pada hari Rabu, 30 Agustus 2023, bahwa dia tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa laki-laki bebas memperkosa perempuan yang sedang mabuk.
"Beberapa politisi melontarkan berita palsu dan menyerukan penangguhan saya, tapi untuk alasan apa? Karena saya mengatakan kepada generasi muda untuk tidak menggunakan narkoba?" kata suami Meloni itu.
Sebagai informasi, ini bukan pertama kalinya komentar Giambruno menimbulkan kehebohan.
Bulan lalu, ia mengatakan kepada Menteri Kesehatan Jerman untuk tetap berada di Black Forest, setelah Karl Lauterbach mempertanyakan apakah pariwisata di Eropa selatan layak dilakukan di tengah panas terik musim panas.
