Parlemen Hungaria Tunjuk Ketua MK Tamas Sulyok Jadi Presiden

Presiden Hungaria Tamas Sulyok (Doc: AP Photo)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Budapest – Parlemen Hungaria pada hari Senin, 26 Februaru 2024, memilih seorang pemula politik sebagai presiden. Hal itu terjadi setelah presiden sebelumnya mengundurkan diri karena mendapat kecaman membebaskan seorang pria yang dihukum dalam kasus pelecehan anak.

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Zulhas: Bagus Banget, Kita Dukung

Peristiwa ini telah berubah menjadi krisis politik terbesar yang dihadapi Perdana Menteri nasionalis Viktor Orban sejak ia kembali berkuasa pada tahun 2010.

Presiden Hungaria Katalin Novak

Photo :
  • Daily Hungaria
Ombudsman Usul Seleksi CASN Ditunda, KASN Klaim Sistem Rekrutmen Sudah Transparan

Sekutu Orban, Katalin Novak, mengundurkan diri sebagai presiden awal bulan ini setelah terungkap bahwa dia telah mengampuni terpidana kaki tangan pelaku pelecehan anak.

Pekan lalu, partai berkuasa Fidesz mencalonkan Ketua Mahkamah Konstitusi Tamas Sulyok, untuk menggantikan Novak, presiden perempuan pertama Hongaria.

Kantor Konsul Kehormatan Hungaria untuk Republik Indonesia Resmi Dibuka di Bandung

Pada hari Senin, koalisi Fidesz yang berkuasa dengan KDNP Kristen Demokrat memegang dua pertiga mayoritas untuk menyetujui pengangkatannya sebagai presiden, setelah itu ia mengambil sumpah jabatan.

Melansir dari NDTV, Selasa, 27 Februari 2024, dia akan menjadi presiden pada 5 Maret. Tidak banyak diketahui masyarakat luas, Sulyok menjadi hakim Mahkamah Konstitusi pada tahun 2014 dan, dua tahun kemudian, menjadi ketua Mahkamah Konstitusi.

Pihak oposisi mengkritik pencalonan Sulyok yang tidak berpengalaman secara politik.

Sekitar 3.000 orang menghadiri protes pada hari Minggu, 24 Februari 2024, yang dilakukan oleh empat partai oposisi, untuk menyerukan pemilihan presiden langsung.

Jabatan ini sebagian besar bersifat seremonial.

Sebagai informasi, Skandal Novak, presiden sebelumnya, terkuak awal bulan ini ketika situs berita 444 mengungkapkan bahwa dia telah memberikan pengampunan kepada mantan wakil direktur panti asuhan tahun lalu, pada malam kunjungan Paus Fransiskus.

Tersangka itu dijatuhi hukuman tiga tahun empat bulan penjara pada tahun 2022, karena membantu menutupi bosnya yang melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak dan remaja di sana.

Puluhan ribu orang melakukan protes terhadap pengampunan presiden di Hungaria, yang pemerintahannya telah lama berkampanye untuk berjanji melindungi anak-anak.

Orban menyamakan pengunduran diri Novak dengan "mimpi buruk", namun menekankan bahwa itu adalah keputusan yang tepat.

Saat membuka sidang parlemen pada hari Senin, ia menggambarkan Sulyok sebagai seseorang dengan pengalaman luas, pengetahuan yang mumpuni dan otoritas yang tidak perlu dipersoalkan. “Saya yakin Hungaria membutuhkan presiden seperti itu sekarang,” katanya.

Di bawah kepemimpinan Sulyok, Mahkamah Konstitusi mengeluarkan beberapa keputusan kontroversial, termasuk mengenai hak mogok guru.

Untuk menenangkan kemarahan atas skandal pengampunan, Orban telah berjanji untuk memperketat undang-undang yang ada untuk melarang terpidana pelaku kekerasan terhadap anak menerima grasi.

Presiden Hongaria Katalin Novak

Photo :
  • Daily Hungaria

Dia juga ingin memeriksa mereka yang bekerja dengan anak-anak untuk memastikan mereka telah lulus uji kesesuaian, yang mencakup gaya hidup, penyimpangan seksual dan kebugaran psikologis.

Szabolcs Pek, analis politik dari lembaga penelitian Iranytu Intezet, mengatakan keputusan untuk menunjuk Sulyok, yang bukan anggota partai dan digambarkan sebagai orang yang pendiam, berarti Orban sedang bermain aman.

“Kita tidak bisa mengharapkan dari Tamas Sulyok tipe politik 'influencer' yang suka bepergian keliling dunia seperti yang diwakili oleh Katalin Novak, karena karakter profesional dan kepribadiannya adalah jaminan kepresidenan yang membosankan."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya