5 Kepiluan Rakyat Palestina di Bulan Ramadhan 2024, Dipukuli Zionis saat Tarawih

Suasana Mencekam Warga Palestina Sholat Tarawih di Reruntuhan Masjid Gaza
Sumber :
  • TRT World

Gaza – Masyarakat Palestina, terutama para muslim yang ada di Gaza harus terpaksa menjalani bulan Ramadhan 1445 H dengan kepiluan gegara invasi yang terus dilancarkan para zionis Israel.  Sejumlah kisah pilu pun mencuat dari Gaza saat bulan Ramadan tiba.

Kampus-kampus di Amerika Serikat Banyak Demo, PM Israel Merasakan Ini

Gencatan senjata yang telah dibahas jelang Ramadan tak kunjung terwujud. Warga Gaza pun menjalani ibadah di bulan Ramadan dengan pilu. Berikut 5 kisah pilu warga Palestina jalani Ramadan di tengah kekejian Israel:

1. Sholat Tarawih di Reruntuhan Masjid yang Luluh Lantah

Hamas Melunak, Setujui Konflik dengan Israel Pakai Solusi Ini

Suasana salat tarawih di Masjid Al Aqsa, Palestina

Photo :
  • AP Photo/Mahmoud Illean

Pada awal Ramadan tahun ini, warga Gaza mengadakan salat Tarawih di sekitar sisa-sisa reruntuhan Masjid Farouk di Rafah, Gaza Selatan. Masjid ini menjadi korban dari serangan Israel.

Masuk Jebakan, Tentara Israel Ditembak Mati Sniper Hamas di Gaza Utara

Dilansir dari Anadolu Agency, Rabu, 13 Maret 2024, jemaah terlihat melaksanakan salat di atas sajadah yang diletakkan di tanah. Mereka melakukan salat dengan mengenakan jaket karena harus melaksanakannya di luar ruangan pada malam hari musim dingin.

Area tempat salat hanya diterangi oleh beberapa lampu darurat dan api unggun. Rumah-rumah di sekitar reruntuhan masjid terlihat gelap.

Selain itu, ada juga warga di Deir al-Balah, Gaza Tengah, yang menggelar salat di dekat tenda-tenda pengungsian. Mereka salat di lapangan terbuka tanpa atap dan juga pencahayaan yang memadai. Ada juga warga yang salat di masjid yang masih berdiri. Tampak beberapa warga menangis saat salat.

2. Suara Sirine Ambulan dan Bom Tiada Henti

Salah satu pedagang di pasar Deir el-Balah, Atia Harb, membagikan pengalaman yang mengharukan tentang Ramadan tahun ini. Harb, yang mengungsi bersama 11 anggota keluarganya, menyatakan bahwa selama Ramadan, mereka terus mendengar suara bom dan ambulans yang tak berhenti.

"Ramadan kali ini sungguh menyedihkan. Suara bom dan sirene ambulans terdengar terus-menerus," ucapnya seperti yang dilaporkan oleh Al Jazeera.

"Iya, kebanyakan orang sekarang tinggal di tempat penampungan, tenda-tenda darurat, atau bahkan di jalanan. Mereka kehilangan rumah dan tempat perlindungan," tambah Harb.

Jabr Mushtaha, seorang pembuat manisan Gaza, juga menyampaikan betapa suramnya Ramadan tahun ini. Ia mengungkapkan bahwa tokonya telah hancur dan ia terpaksa mengungsi.

"Sebelumnya, tokonya selalu ramai dengan pelanggan yang membeli makanan untuk Ramadan. Tetapi sekarang semuanya berbeda. Toko saya hancur, rumah saya hancur, dan sekarang saya menjadi pengungsi," ungkapnya.

3. Tidak Adanya Makanan Saat Berbuka

Kondisi Warga Palestina (Doc: Anadolu Ajansi)

Photo :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Pada saat Ramadan tiba, banyak penduduk Gaza yang terus berusaha mencari korban selamat dan jenazah di antara reruntuhan rumah yang hancur.

Menurut laporan PBB yang mengutip Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, sebanyak 25 orang telah meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi akut, dengan mayoritas di antaranya adalah anak-anak

"Kita semakin kehabisan waktu. Jika jumlah bantuan yang masuk ke wilayah utara tidak ditingkatkan secara eksponensial, kelaparan akan segera melanda," ujar Cindy McCain, kepala Program Pangan Dunia (WFP).

PBB melaporkan kesulitan dalam mengakses Gaza utara untuk pengiriman makanan dan bantuan lainnya. Di seluruh wilayah Gaza, kekurangan bahan makanan semakin terasa, khususnya selama bulan Ramadhan.

"Kami tidak tahu apa yang akan kami makan untuk berbuka puasa. Saya hanya memiliki tomat dan mentimun, dan saya tidak punya uang untuk membeli apapun," kata Zaki Abu Mansour di tempat pengungsian.

Barang-barang di pasar dijual dengan harga tinggi karena langka. Pertempuran juga berkecamuk di seluruh Gaza, bahkan ketika Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan 'gencatan senjata' selama bulan suci Ramadan dan mengatakan dia 'terkejut dan marah karena konflik terus berlanjut'.

Guterres juga menyerukan penghapusan 'semua hambatan' dalam pengiriman bantuan. Pemerintah asing kini mencoba bantuan lewat udara dan laut.

4. Kena Serangan Saat Antre Bantuan

Seorang pria Palestina menyaring biji-bijian di Gaza di tengah kekurangan pangan

Photo :
  • Middle East Eye/Mohammed al-Hajjar

Israel kembali melancarkan serangan terhadap warga Gaza, Palestina, yang sedang mengantri untuk menerima bantuan, yang mengakibatkan sembilan kematian.

Dilansir dari Al Jazeera, Rabu, 13 Maret 2024, kantor berita Wafa melaporkan bahwa pasukan Israel kembali menyerang warga Palestina yang sedang menunggu truk bantuan di Bundaran Kuwait di selatan Kota Gaza.

Lebih dari 20 orang mengalami luka-luka dalam serangan tersebut, dan para korban telah dibawa ke Kompleks Medis Shifa. Sebelumnya, Israel juga melakukan serangan terhadap warga yang sedang berebut bantuan pada Kamis, 29 Februari 2024, yang menyebabkan 115 kematian dan 750 orang lainnya terluka.

5. Dipukuli Saat Tarawih

Selain di Gaza, warga Palestina yang hendak melaksanakan salat Tarawih di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem, juga mengalami pengalaman yang menyedihkan. Mereka diserang oleh polisi Israel saat mencoba masuk ke Al-Aqsa.

Berita dari Anadolu Agency dan The Times of Israel melaporkan bahwa menurut saksi mata, polisi Israel hanya mengizinkan perempuan dan laki-laki di atas usia 40 tahun untuk memasuki Masjid Al-Aqsa.

Banyak warga Palestina yang berkumpul di gerbang Tempat Suci, atau Haram al-Sharif, untuk menunaikan Tarawih. Rekaman menunjukkan polisi Israel menyerang beberapa warga Palestina dengan tongkat di pintu masuk kompleks Al-Aqsa.

Polisi Israel mengklaim bahwa mereka berusaha untuk 'memungkinkan kebebasan beribadah di Bukit Bait Suci sambil memastikan keselamatan dan keamanan, sesuai dengan instruksi dari kepemimpinan politik'

Foto dan video yang beredar menunjukkan sekelompok pemuda Muslim yang dihalangi masuk ke kompleks Al-Aqsa melakukan salat di gang-gang menuju kawasan tersebut dan di luar tembok Kota Tua. Harian Haaretz juga melaporkan bahwa beberapa pemuda Palestina berhasil memasuki kompleks tersebut bersama orang tua mereka atau saat polisi melonggarkan prosedur masuk karena tekanan dari pengunjuk rasa di pintu masuk.

Meskipun demikian, ribuan jemaah yang berhasil masuk tetap melaksanakan salat Tarawih di Masjid Al-Aqsa pada malam Minggu, dan jumlah mereka diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa hari ke depan, mencapai puluhan ribu pada hari Jumat

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya