Islamofobia Menggila di Inggris, Tiga Masjid Dibobol saat Ramadhan

Islamofobia Meningkat di Negara-negara Barat.
Sumber :
  • MoroccoWorldNews

London – Bagi komunitas Muslim di London, bulan suci Ramadan tahun ini diawali dengan rasa gentar.

Esports: PUBG Mobile Sukses Gelar Turnamen Komunitas hingga Influencer selama Ramadhan

Lonjakan Islamofobia yang dipicu oleh perang Israel di Gaza dan pembobolan masjid baru-baru ini telah meningkatkan ketakutan dan memicu seruan untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan.

Sejak pertengahan Februari, telah terjadi serangkaian insiden di masjid-masjid di sekitar London, termasuk pembobolan di tiga masjid, Masjid Hijau Palmers, Masjid Southgate, dan Masjid Ayesha.

Punya Banyak Proyek Properti di Bandung Raya, APLN Pede Kuasai Pasar Jawa Barat

Menurut Tell MAMA, sebuah badan pengawas yang berfokus pada insiden anti-Muslim, hal ini terjadi ketika Israel melancarkan perang mematikan di Jalur Gaza.

"Dengan semakin banyaknya umat Islam yang pergi ke masjid selama bulan Ramadan, termasuk untuk salat tarawih larut malam, terdapat kebutuhan besar bagi masyarakat untuk sangat berhati-hati,” menurut Bibi Rabbiyah Khan, presiden London Islamic Cultural Society (LICS).

Polisi Periksa 13 Saksi Kasus Tewasnya Anggota Polresta Manado di Mampang Jakarta Selatan

“Islamofobia sedang meningkat dan orang-orang di komunitas kami menjadi sasaran serangan karena mereka Muslim, namun mereka tidak serta merta melaporkannya,” sambungnya, dikutip dari Anadolu Ajansi, Rabu, 13 Maret 2024.

Masjid Harrow di London Utara

Photo :
  • http://mosques.muslimsinbritain.org

Mengenai insiden di masjid-masjid baru-baru ini, Khan mengatakan tampaknya para pelaku ingin merusak sistem pengawasan CCTV dan mengambil hard drive dari komputer.

“Tidak masuk akal jika orang-orang melakukan hal itu alih-alih berusaha mendapatkan uang yang disimpan di masjid-masjid,” ujar Khan yang juga ketua Dewan Masjid London Utara.

Khan diketahui mengawasi 13 masjid di Haringey, Enfield, dan Barnett, termasuk tiga masjid yang menjadi sasaran.

“Kami mengantisipasi bahwa mungkin selama bulan Ramadan, siapa pun yang melakukan hal ini, mereka tahu bahwa perlu waktu agar CCTV dapat berfungsi kembali, atau bahkan untuk mendapatkan hard drive.

Dia juga menyebutkan beberapa insiden baru-baru ini di Masjid Wembley pada awal Maret dan masjid-masjid lain di Leicester, dan menekankan perlunya tindakan keamanan yang ketat di bulan Ramadan.

“Kami khawatir dengan meningkatnya Islamofobia. Kami mengkhawatirkan anak-anak kami dan jamaah kami di masjid. Dan saat Ramadan tentu saja akan terlambat. Kami juga mengadakan tarawih larut malam. Kami harus memiliki keamanan yang sama,” tutur Khan.

“Kami sangat, sangat khawatir,” sambungnya.

Dia menambahkan bahwa mungkin ada lebih banyak insiden karena situasi yang memburuk di Gaza, di mana Israel telah membunuh lebih dari 31.100 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 72.700 lainnya.

Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan wilayah kantong Palestina dan menyebabkan penduduknya menghadapi kelaparan.

Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah blokade makanan, air bersih dan obat-obatan yang melumpuhkan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

“Kami tidak tahu karena masyarakat sangat kesal dan khawatir dengan apa yang terjadi. Ada orang-orang yang khawatir dan ada pula yang marah, karena bagaimana kita bisa melihat dan menoleransi begitu banyak anak-anak yang dibunuh tanpa merasa khawatir?," kata Khan.

Dia mengatakan mereka berkoordinasi dengan polisi untuk memastikan bahwa semua masjid memiliki sistem pengawasan yang berfungsi dan mekanisme keselamatan yang direncanakan, diprogram dan kemudian diterapkan.

Menanggapi pertanyaan Anadolu tentang upaya mengatasi masalah keamanan selama Ramadan, Kepolisian Metropolitan London mengatakan bahwa mereka telah bekerja sama dengan perwakilan komunitas Yahudi dan Muslim di ibu kota sejak 7 Oktober.

Petugas telah dikerahkan untuk memberikan kepastian dan menyelidiki pelanggaran di sekitar sekolah agama, tempat ibadah, dan di komunitas yang tingkat kekhawatirannya paling tinggi, kata juru bicara kepolisian dalam tanggapan tertulisnya.

“Sayangnya, meskipun kehadiran petugas meningkat, kami melihat peningkatan signifikan dalam kejahatan rasial di London,” bunyi pernyataan itu.

Hal ini termasuk pelecehan yang ditujukan pada individu atau kelompok secara langsung atau online, tindakan kriminal yang bermotif ras atau agama, dan pelanggaran lainnya, katanya.

“Kami terus mendorong siapa pun yang mengalami kejahatan rasial untuk melaporkannya ke polisi. Itu tidak dapat diterima dan kami akan menyelidikinya,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya