Pertama Dalam 20 Tahun, Partai Presiden Erdogan Kalah dalam Pilkada Turki
- sbs.com.au
Ankara – Secara mengejutkan, partai oposisi utama pemerintah di Turki telah mengklaim kemenangan di Istanbul dan Ankara dalam pemilu lokal, dan menimbulkan kekalahan terbesar bagi Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) untuk pertama kalinya setelah 20 tahun berkuasa.
Dengan lebih dari 95 persen kotak suara telah dihitung di Istanbul pada hari Minggu, Walikota Ekrem Imamoglu dari Partai Rakyat Republik (CHP) mengatakan dia telah mengalahkan kandidat Partai AK yang berkuasa dengan selisih lebih dari satu juta suara.
"Mereka yang tidak memahami pesan negara pada akhirnya akan kalah,” kata Imamoglu, yang mana adalah mantan pengusaha sukses di Turki kepada ribuan pendukungnya, melansir Al Jazeera, Selasa, 2 April 2024.
“Malam ini, 16 juta warga Istanbul mengirimkan pesan kepada saingan kami dan kepada presiden," lanjutnya.
Di ibu kota Ankara, Walikota CHP Mansur Yavas mengklaim kemenangan atas saingannya dan memuji hasil tersebut sebagai “pesan yang jelas kepada mereka yang memerintah negara ini”. CHP juga unggul di Izmir, kota ketiga terbesar di Turki.
Secara total, CHP menang di 36 dari 81 provinsi di Turki, menurut laporan Anadolu Agency yang dikelola pemerintah, dan berhasil menembus banyak kubu Partai AK.
Pendukung oposisi berkumpul di Istanbul untuk merayakan hasil pemilu tersebut, dengan puluhan ribu orang menyalakan obor dan mengibarkan bendera Turki.
Dalam pidato yang disampaikan dari balkon istana kepresidenan, Erdogan, yang telah memerintah Turki sejak tahun 2002, mengakui bahwa partainya telah “kehilangan posisi” di seluruh negeri dan mengatakan bahwa ia akan melakukan refleksi diri dan memperbaiki kesalahan apa pun.
Dalam pilkada sebelumnya pada tahun 2019, Imamoglu memenangkan pemilihan walikota Istanbul, memberikan pukulan elektoral terbesar bagi Erdogan dan Partai AK pada saat itu.
Kekalahan itu juga menjadi catatan pribadi bagi Erdogan, yang lahir dan besar di kota Istanbul dan pernah menjabat sebagai wali kota pada tahun 1990an.
Pemilihan kepala daerah pada hari Minggu merupakan pukulan baru bagi presiden yang telah bertekad untuk merebut kembali kendali atas wilayah perkotaan tersebut.