VIDEO: Kamar Tempat Osama Dibunuh

Bercak darah di kamar yang jadi lokasi tewasnya Osama.
Sumber :
  • AP Photo/ABC News

VIVAnews - Sebelum kematiannya, Osama bin Laden menjadi teroris paling dicari Amerika Serikat. Sejak pemerintahan Bill Clinton, George W. Bush, hingga Barack Obama, intelijen dan pasukan khusus Amerika Serikat terus 'mengendus' dan memburu petinggi Al Qaida ini.

Cek Fakta: Timnas Indonesia U-23 Dibela Ronaldo dan Messi Akibat Dicurangi Wasit di Piala Asia

Selama ini, Osama diduga bersembunyi di salah satu gua yang ada di suatu lokasi terpencil di antara sejumlah gunung dan gurun yang ada sekitar Afghanistan dan Pakistan. Salah satu tempat yang diduga kuat menjadi persembunyian Osama adalah gua di pegunungan Tora Bora, Afghanistan.

Namun, siapa sangka Osama yang menjadi sosok menakutkan bagi Negara Paman Sam ini dibunuh pasukan khusus Amerika Serikat di sebuah rumah mewah di Abbotabad, Pakistan. 

Terpopuler: Jawaban Mamah Dedeh Soal Menantu Perempuan, Persiapan Penting Sebelum Menikah

Terletak di permukiman padat penduduk, rumah yang jadi persembunyian Osama memiliki tembok tinggi dengan dilengkapi kawat berduri. Sebelum ada serangan, rumah itu selalu dalam penjagaan ketat.

Sebuah liputan eksklusif ABC News pun memperlihatkan kondisi di dalam rumah, usai Osama berhasil ditembak di kepala. Dalam video itu terlihat kamar yang dalam keadaan berantakan usai penyerbuan.

Borussia Dortmund Melangkah ke Final Liga Champions usai Tekuk PSG di Kandang

Video ini juga telah diunggah di situs Youtube. Lihat videonya di tautan video ini.

Bercak darah pun masih tersisa di kamar itu, menempel pada kasur, lantai, dan beberapa perabot.

Tempat persembunyian Osama di tengah kota di Pakistan pun sempat dipertanyakan Amerika Serikat. Osama bahkan dianggap merasa nyaman bersembunyi di negeri seribu madrasah tersebut.

"Kami heran kenapa Osama bisa bersembunyi untuk sekian lama," kata John Brennan, penasehat kontra-teroris Presiden Barack Obama, seperti dikutip dari The Guardian.

"Tidak mungkin Bin Laden tidak merasa nyaman dengan 'dukungan sistem' di Pakistan," ucap Brenner. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya