- http://www.apna.tv
VIVAnews - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, dinilai berusaha menyulut perang dengan Pakistan karena memerintahkan pasukannya masuk negara tersebut tanpa izin dan membunuh Osama bin Laden. Hal ini dianggap sebagai pelanggaran keras atas kedaulatan sebuah negara.
Pernyataan ini disampaikan oleh Mantan Presiden Pakistan, Pervez Musharraf, dilansir dari laman CNN, Jumat, 27 Mei 2011. Musharraf mengatakan, penyerangan ke kediaman Osama di kota Abbottabad, Pakistan, 2 Mei lalu oleh pasukan NAVY SEAL AS seharusnya atas seizin pemerintah Pakistan.
"Jelas tidak ada negara yang berhak melanggar kedaulatan negara lainnya. Jika secara teknis kau melihatnya, maka itu adalah tindakan penyulut perang," ujar Musharraf.
Sebelumnya pemerintah Pakistan telah menyatakan protesnya atas tindakan AS tersebut, namun tidak ada permintaan maaf apapun dari Obama. Pada wawancaranya di televisi, Obama mengatakan bahwa jika ada kesempatan untuk membunuh anggota al-Qaeda lainnya, dia akan melakukan hal yang sama.
Musharraf menganggap Obama terlalu arogan dengan mengatakan hal seperti itu. Arogansi Obama, ujar musharraf terlihat jelas di hadapan publik dunia.
"Seakan-akan dia berkata 'Saya tidak peduli akan pendapat negara kalian. Kami tidak peduli rakyat kalian. Kami akan datang dan melakukannya lagi,' ini arogan," ujar Musharraf.
Atas dasar pelanggaran kedaulatan itulah, Musharraf mengatakan pembunuhan Osama adalah tindakan ilegal. Musharraf juga menyayangkan kecerobohan intelijen Pakistan yang tidak mengetahui keberadaan Osama di Abbottabad yang berada dekat akademi militer Pakistan. (adi)