- REUTERS/Bazuki Muhammad
VIVAnews - Korban banjir Thailand ternyata tak hanya mengungsi ke tenda-tenda penampungan yang disediakan saja. Banyak pula yang ternyata memilih untuk tinggal di blok cetak semen yang awalnya akan dijadikan fondasi untuk jalur kereta layang.
"Saya sebenarnya punya toko kecil sekitar sini. Namun, ketika banjir mulai meninggi, saya dan keluarga mengungsi kemari," kata Jaew, seorang ibu asal Pathum Thani, seperti dikutip dari CNN, 12 November 2011.
Pengembang blok cetak semen yang berbentuk mirip sarang lebah ini berbaik hati mengizinkan warga tinggal dengan mempergunakan aliran listrik yang ada di sekitar lokasi. Puluhan penduduk Pathum Thani juga melakukan hal yang sama dengan Jaew. Kebanyakan dari mereka memiliki rumah yang dapat ditempuh dengan dayungan singkat dari blok cetak semen.
Mereka mengaku bertahan hidup dari sumbangan uang dan makanan yang diberikan relawan dari Universitas Bangkok. Kadang-kadang pejabat daerah juga memberi sumbangan pada mereka.
Para pengungsi mengaku lebih betah tinggal di blok cetak semen daripada di tenda penampungan milik pemerintah. Karena selain lebih luas, mereka juga bisa mengawasi rumah mereka. Adapun yang lebih penting lagi, mereka bersama dengan para tetangga.
Walaupun para pengungsi menginginkan untuk kembali ke rumah mereka begitu air sudah mulai surut, mereka memperkirakan hal tersebut belum akan terjadi dalam waktu dekat.
Banjir yang mulai menggenangi Negeri Seribu Kuil sejak Juli telah menewaskan lebih dari 500 orang. Sepertiga dari 77 provinsi negara tersebut pun terdampak.