- REUTERS/Yekaterina Shtukina/RIA Novosti/Kremlin
VIVAnews – Polisi Rusia menangkap 170 oposisi di dua kota, seiring dengan bayang-bayang kekalahan yang tampaknya akan menimpa partai sokongan Perdana Menteri Vladimir Putin, United Russia, dalam pemilihan anggota parlemen pada Minggu kemarin.
Seperti dilansir CNN, saat ini sudah lebih dari 70 persen total suara dihitung, dan untuk sementara menurut All-Russian Center for Public Opinion, United Russia semakin jauh dari kejayaan dengan perolehan suara 49,9 persen, diikuti oleh Partai Komunis yang mengantongi 19,4 persen suara, Partai Fair Russia dengan 12,9 persen suara, dan Partai Demokratik Liberal dengan 11.9 persen suara.
Meski perolehan suara United Russia tetap yang tertinggi, namun partai Putin itu tetap saja mengalami kekalahan signifikan. Pasalnya, United Russia kemungkinan kehilangan banyak kursi di parlemen dari total 300 kursi yang mereka duduki saat ini. Sementara total kursi di Duma – parlemen Rusia – berjumlah 450 kursi.
Presiden Dmitry Medvedev yang juga memimpin United Russia, mengatakan bahwa partainya memperoleh suara yang cukup layak. “United Russia tetap menjadi pemimpin dan tetap merupakan kekuatan politik terbesar yang ada di parlemen,” kata Medvedev dalam pidatonya di markas besar United Russia.
Sementara itu, Putin yang mendapat giliran bicara setelah Medvedev, berterima kasih kepada mereka yang memberikan dukungan kepada partainya “terlepas dari kesulitan-kesulitan dan ekonomi krisis yang kita hadapi. Kini berdasarkan hasil pemilu ini, kami akan berupaya memastikan kestabilan perkembangan negara ini,” ujar Putin.
“Ini adalah hasil optimal yang mencerminkan situasi sesungguhnya dari negeri ini,” imbuh Putin seperti dikutip dari Reuters. United Russia harus berjuang keras hanya demi memenangkan 50 persen suara. Ini kontras dibanding pada pemilu empat tahun lalu, di mana mereka dengan mudah mengantongi 64 persen suara. (adi)
Tertangkap Kasus Narkoba, Epy Kusnandar Positif Ganja
Polres Metro Jakarta Barat hingga kini masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap kasus narkoba yang kembali menyeret nama Epy Kusnandar bersama dengan satu orang lain
