Hamas Siap Gencatan Senjata Selama 1 Tahun

VIVAnews - Kelompok perjuangan Palestina, Hamas, menyatakan siap melakukan gencatan senjata selama satu tahun dengan syarat dibukanya Jalur Gaza dari blokade Israel secara penuh. Waktu setahun itu akan digunakan Hamas dan lawan-lawannya untuk membicarakan perdamaian dengan mediasi Mesir.

"Kami sudah menyetujui untuk menarik diri selama setahun," kata pejabat Hamas Ahmed Abdel-Hadi pada radio Al Qud di Libanon, Selasa (3/2). Abdel-Hadi mengatakan Hamas menolak pembukaan perbatasan Gaza secara bertahap.

Ia juga menolak mengaitkan perjanjian perdamaian dengan pembebasan seorang tentara Israel, Sersan Gilad Schalit, yang ditahan pasukan bersenjata Hamas sejak Juni 2006. "Kami akan menghadapi semuanya bersamaan karena kami ingin menghindari jebakan perjanjian yang bertahap," kata Abdel-Hadi.

Hamas, menurut Abdel-Hadi, menginginkan semua perjanjian perdamaian memasukkan klausul pembukaan perbatasan menuju Gaza. Hamas juga menginginkan peran dalam pengelolaan administrasi arus keluar-masuk Gaza.

Sejak 2007, gerbang menuju Gaza diawasi dengan ketat oleh Israel dan Mesir sejak mereka memperoleh kekuasaan atas kawasan itu dari kelompok Fatah pada 2007. Pihak Israel mengatakan mereka tidak akan menarik blokadenya dari kawasan padat Gaza tanpa jaminan internasional bahwa Hamas tidak akan menyerang Gaza lagi.

Israel tidak ingin menyerahkan setitik pun peran bagi Hamas untuk mengatur aliran keluar-masuk Gaza. Bagi Israel, Hamas tetap merupakan kelompok teroris yang harus mempertanggungjawabkan kehancuran Israel. 

Pernyataan Hamas kemarin disampaikan bersamaan dengan pertemuan menteri-menteri luar negeri negara-negara Arab pro-Amerika di Uni Emirat Arab. Mereka berkumpul untuk mendukung upaya Mesir menyelesaikan konflik di Jalur Gaza.

"Kami berusaha memperkuat persatuan di antara kami dan tidak perlu ada pihak di luar negara-negara Arab yang turut campur tanpa undangan kami," kata Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Sheik Abdullah bin Zayed Al Nahyan. Pertemuan ini juga bertujuan menyatukan suara melawan Iran, sekutu terpenting Hamas.

Mesir, Arab Saudi, dan sejumlah negara Arab menuding Iran memanfaatkan hubungannya dengan Hamas untuk meningkatkan pengaruhnya di Timur Tengah. Iran juga dicurigai mendanai dan mempersenjatai militer Hamas.

Namun pemerintah Iran membantah tudingan tersebut. Lebih lanjut, Mesir berusaha menekan Hamas berdialog dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk membangun pemerintahan yang solid.

Kemudian kelompok Hamas dan Fatah pimpinan Abbas dapat bekerja sama menjalin perdamaian dengan Israel, upaya yang telah dirintis Abbas selama lebih dari satu tahun terakhir. (AP)

Prabowo Akui Dekat NU Sejak Prajurit Muda: Kalau Orang Menghadapi Maut yang Dicari Kiai
Hard Gumay

Hard Gumay Sarankan Rizky Nazar Segera Nikahi Syifa Hadju, Ini Alasannya

Hard Gumay menyarankan Rizky Nazar untuk segera menikahi Syifa Hadju karena hal itu bisa membawa banyak keuntungan bagi kehidupannya.

img_title
VIVA.co.id
29 April 2024