Arab Saudi Siap Isi Kekosongan Minyak Iran

Menteri Perminyakan Arab Saudi, Ali al-Naimi
Sumber :
  • Reuters Photo

VIVANews - Pemerintah Arab Saudi siap mengisi kekosongan minyak dunia yang selama ini dipasok oleh Iran ke berbagai negara. Langkah ini juga diharapkan dapat mengendalikan harga minyak mentah agar tidak meroket.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi kepada CNN, Senin 16 Januari 2012. Menurutnya, Arab Saudi dapat dengan mudah meningkatkan produksi minyaknya untuk menggantikan pasokan dari Iran.

"Saya yakin kami bisa meningkatkan produksi hingga 11,4-11,8 juta barel per hari dengan cepat, kami hanya tinggal membuka katupnya. Untuk mencapai 700 juta ke atas, mungkin kami perlu waktu sekitar 90 hari," kata Naimi.

Ekspor minyak Iran mengalami gangguan setelah diembargo oleh beberapa negara, seperti Uni Eropa dan Jepang. Embargo tersebut menyusul sanksi baru AS atas produksi minyak Iran. Pada sanksi yang ditandatangani Barack Obama awal tahun ini, jika berlaku penuh, maka tidak ada negara yang boleh membeli minyak Iran.

Niat Mulia Maarten Paes untuk Timnas Indonesia

Setiap harinya, Iran mengekspor 2,2 juta barel ke seluruh dunia. Embargo minyak Iran dikhawatirkan menyebabkan beberapa negara kekurangan pasokan minyak. Ditanya apakah Saudi mampu target ini, Naimi mengatakan negaranya memiliki kapasitas minyak cadangan yang pastinya dapat mengisi kekosongan.

"Minyak cadangan ini untuk menghadapi situasi darurat di seluruh dunia, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Fokus utama kami adalah tidak menurunkan produksi, tapi memberikan lebih bagi yang menginginkan," kata Naimi.

kekhawatiran meningkatnya harga minyak di tengah situasi Timur Tengah dan Iran yang bergejolak terus timbul. Naimi mengatakan, jika skema penjualan minyak Saudi berhasil maka kekhawatiran itu tidak akan terjadi.

"Kami berharap dapat menstabilkan harga minyak dan mempertahankannya di kisaran US$100 untuk minyak mentah," kata Naimi.

Akibat sanksi dari AS, Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz. Selat selebar 4 mil antara Oman dan Iran ini merupakan jalur utama bagi Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Irak dalam membawa gas cair alami dari Qatar. Sebanyak 17 juta barel minyak per harinya juga dikirimkan melalui jalur ini.

Naimi mengatakan bahwa ancaman tersebut tidak akan dilakukan Iran. Karena jika dilakukan, maka akan menyebabkan kekacauan di seluruh dunia. "Secara pribadi saya tidak percaya selat itu dapat ditutup dalam waktu yang lama. Dunia tidak akan bertahan jika itu terjadi," kata Naimi. 

Plt Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Chatarina Muliana.

Peserta UTBK Diimbau Waspada Penipuan Janji Kelulusan

Para peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dihimbau untuk tidak terjebak dalam bujukan untuk membeli kelulusan dengan membayar sejumlah uang.

img_title
VIVA.co.id
2 Mei 2024