- REUTERS/Shannon Stapleton
VIVAnews - Delegasi sejumlah negara Arab dan Barat mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera mengambil sikap tegas atas memburuknya konflik di Suriah. Dewan Keamanan PBB diminta menyerukan "pendelegasian kekuasaan" di Suriah setelah Presiden Bashar al-Assad selama berbulan-bulan menerapkan kekerasan atas sebagian rakyatnya yang protes.
Menurut kantor berita Reuters, seruan itu muncul dalam sidang Dewan Keamanan PBB di New York Selasa malam waktu setempat. Sejumlah negara anggota sudah mendesak agar DK PBB segera bertindak tegas dalam mengakhiri kekerasan di Suriah.
Namun, sebagai anggota tetap pemilik hak veto, Rusia meminta DK-PBB tidak langsung gegabah mengambil keputusan dan perlu ada konsensus.
Sekretaris Jenderal Liga Arab, Nabil Elaraby, mengusulkan kepada Dewan untuk menerapkan "aksi yang cepat dan tegas." Liga Arab pun meminta Dewan mendukung sikap mereka yang menuntut Presiden Assad mendelegasikan kekuasaan kepada wakilnya sekaligus segera menghentikan kekerasan yang sudah 10 bulan berlangsung di Suriah.
Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, mendukung seruan dari Liga Arab agar Dewan segera bertindak. Menurut Clinton, kekerasan yang terus terjadi di Suriah justru akan membawa negara itu kepada Perang Saudara.
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Hamad bin Jassim, sebelumnya memperingatkan bahwa "mesin pembunuh di Suriah masih beroperasi." Namun dia juga mengatakan bahwa ini bukan berarti harus ada pasukan asing di Suriah. Namun, perlu ada tekanan kepada Suriah, bisa berupa ekonomi.
"Kita tidak menyerukan intervensi militer," kata Sheikh Hamad. "Kita memperjuangkan penerapan tekanan ekonomi sehingga rezim di Suriah bisa sadar bahwa perlu memenuhi tuntutan rakyatnya."
Duta Besar Suriah untuk PBB, Bashar Ja'afari, gusar atas seruan-seruan itu. Menurut dia, pimpinan Liga Arab jangan memelintir secara negatif atas laporan tim pemantau mereka di Suriah. (kd)