China: Jangan Ikut Campur Isu Taiwan & Tibet

Presiden AS Barack Obama dan Wapres Xi Jinping dari China
Sumber :
  • REUTERS/Jason Reed

VIVAnews - Wakil Presiden China, Xi Jinping, menyatakan bahwa negaranya siap bekerjasama lebih erat lagi dengan Amerika Serikat soal isu perdagangan dan keamanan global - termasuk membahas persoalan teknologi nuklir Iran dan Korea Utara.

Surya Paloh Sambut Baik PKS Jika Ikut Merapat ke Koalisi Prabowo-Gibran

Namun, Xi juga memberi peringatan kepada AS agar tidak ikut campur dengan persoalan dalam negeri China, yaitu masalah Taiwan dan Tibet.

Menurut kantor berita Reuters, peringatan itu dilontarkan secara tersirat oleh Xi saat berpidato di hadapan para pebisnis, politisi, dan akademisi AS di Washington DC, Rabu waktu setempat.

Xi selama beberapa hari melawat ke AS dan kalangan media massa setempat menilai ini merupakan kunjungan perkenalan dia sebagai calon pemimpin baru China. Xi disiapkan menjadi pengganti Hu Jintao, baik sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis dan Presiden China pada Maret 2013.

Menyinggung soal Tibet dan Taiwan, Xi menyatakan bahwa dua wilayah itu selalu menjadi "kepentingan pokok" bagi China. AS dan negara-negara lain selama ini menaruh perhatian atas Tibet dan Taiwan, di mana muncul desakan agar memerdekakan diri dari China.

Tapi Xi menyatakan agar AS jangan ikut campur atas "kepentingan pokok" China itu. "Sejarah menunjukkan bahwa bila masing-masing pihak menangani dengan cukup baik atas isu-isu yang menjadi perhatian satu sama lain, maka hubungan China - AS berjalan cukup mulus dan stabil," kata Xi.

"Namun bila terjadi sebaliknya, akan ada masalah yang tiada henti," lanjut Xi. Menurut dia, Washington harus "menghargai kebijakan Satu China dan mengambil langkah-langkah konkret untuk menentang kemerdekaan Taiwan," kata wakil presiden China itu.

"Kami juga berharap bahwa AS akan sungguh-sungguh menerapkan pengakuannya bahwa Tibet adalah bagian dari China dan mewujudkan tekadnya dalam menentang kemerdekaan Tibet sekaligus bertindak bijaksana dalam isu-isu yang menyangkut Tibet," tutur pemimpin berusia 58 tahun itu.

Ketegangan soal kendali China atas Tibet kembali marak dalam beberapa bulan terakhir saat muncul kasus-kasus bakar diri dari kalangan aktivis pro-kemerdekaan Tibet. China menuduh kasus itu didalangi kaum separatis atau pendukung tokoh pro kemerdekaan Tibet, Dalai Lama, yang berada di pengasingan.

Menyangkut Taiwan, China mengritik kebijakan AS awal 2010 dalam menanggapi proposal penjualan senjata ke Taiwan. China bahwa sempat mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada perusahaan-perusahaan Amerika yang terlibat dalam penjualan senjata ke pulau itu. (umi)


   
 

Disebut Hard Gumay Bakal Berjodoh dengan Mayor Teddy, Fuji: Aneh Banget Sumpah!
Ilustrasi keamanan siber.

Jika Lolos Tes Ini, Keamanan Siber Bank di Indonesia Sudah Tangguh

Empat dari sepuluh bank terbesar di Indonesia menaruh kepercayaan kepada Spentera perihal keamanan siber.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024