Spanyol Siap Terima Napi Eks Guantanamo

VIVAnews - Menteri Luar Negeri Spanyol, Miguel Angel Moratinos, mengatakan bahwa pemerintahnya siap menerima tahanan yang dibebaskan dari penjara militer Amerika Serikat (AS) di Teluk Guantanamo, Kuba.

Manajemen Sriwijaya Air Buka Suara soal Pendirinya Jadi Tersangka Korupsi Timah

Moratinos mengatakan hal itu setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, di Washington, Selasa 24 Februari 2009. Spanyol akan mempertimbangkan kasus per kasus dan hanya akan menerima napi yang memenuhi syarat hukum.

Moratinos mengatakan, Clinton memintanya untuk membantu mengatasi tragedi yang tak dapat diterima yang menimpa para tahanan di Guantanamo. "Kami siap bekerja sama. Tim kami akan mempelajari kasus per kasus secara hukum," kata Moratinos kepada media Spanyol seperti dikutip dari laman stasiun televisi BBC, Selasa 24 Februari 2009.

Hubungan antara Spanyol dan AS tegang setelah Perdana Menteri dari Partai Sosialis, Jose Luis Rodriguez Zapatero, terpilih Maret 2004 lalu. Pasalnya, Zapatero berjanji akan menarik 1.300 tentara Spanyol yang bertugas di Irak. Namun Moratinos mengatakan bahwa pertemuan dengan Clinton akan membawa hubungan Spanyol-AS makin dekat dan lebih produktif.

Saat ini, sekitar 250 tersangka teroris masih ditahan di penjara Guantanamo. Presiden Barack Obama pada Januari lalu telah memerintahkan penutupan kamp tersebut dalam waktu satu tahun. Permasalahan muncul karena belum ada kepastian ke mana para tahanan itu akan dikirim setelah dibebaskan. 

Di antara para tahanan tersebut, terdapat napi yang diyakini menjadi otak serangan 11 September 2001, yaitu Khalid Sheikh Mohammed. Selain itu juga ada tersangka kelompok teroris al-Qaeda atau Taliban. Beberapa tahanan akan menghadapi sidang pengadilan, tetapi diperkirakan sekitar enam puluh napi akan dibebaskan. Beberapa napi lain mungkin akan dikirim ke negara ketiga.

Menag Yaqut Cholil Qoumas dan Menteri Haji-Umrah Arab Saudi Tawfiq bin Fawzan

Menag Yaqut dan Menhaj Tawfiq Mantapkan Kemudahan Layanan Bagi Jemaah Haji Indonesia

Menhaj Tawfiq menyebut dari seluruh jemaah haji di dunia, jemaah haji Indonesia yang pertama mendapat smart card (kartu resmi) keberangkatan haji dari Kerajaan Arab Saudi

img_title
VIVA.co.id
1 Mei 2024