Sumber :
- REUTERS/Trad al-Zouhouri//Shaam News Network/Handout
VIVAnews -
Bulan lalu menjadi bulan paling berdarah di Suriah sejak pertempuran kubu oposisi dan pemerintah telah berlangsung selama dua tahun. Korban yang jatuh mencapai ribuan orang, di antaranya adalah ratusan anak-anak dan wanita.
Menurut laporan The Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) seperti dilansir
BBC
Senin, 1 April 2013, korban tewas pada bulan Maret mencapai 6.005 orang.
Pemerintahan Bashar al-Assad memberangus dan melarang lembaga HAM internasional untuk memasuki negara tersebut. Hal ini menyulitkan pemantauan langsung konflik dan penghitungan korban tewas.
Menurut Departemen Perkembangan Internasional Inggris, jumlah korban tewas di tahun kedua konflik lebih banyak dibandingkan tahun pertama. Jumlah pengungsi juga terus meroket, mencapai lebih dari sejuta orang.
Bantuan internasional sulit masuk ke Suriah. Inggris, Prancis dan Amerika Serikat, terus mencari jalan untuk memberikan bantuan persenjataan dan logistik untuk pasukan pemberontak. Namun penentang di negara-negara tersebut khawatir persenjataan yang mereka sumbangkan akan digunakan kelompok radikal.
Upaya di PBB juga seakan tanpa hasil. Dewan Keamanan PBB mati kutu dihadapkan oleh veto Rusia dan China yang menolak campur tangan asing di Suriah. Sementara itu, Assad tetap bergeming, menolak seluruh usulan internasional untuk turun dan memulai pemerintahan transisi. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Pemerintahan Bashar al-Assad memberangus dan melarang lembaga HAM internasional untuk memasuki negara tersebut. Hal ini menyulitkan pemantauan langsung konflik dan penghitungan korban tewas.