Sumber :
- Reuters
VIVAnews -
Indonesia mengenal sosok mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela, sebagai pria yang memperjuangkan kesetaraan hak bagi seluruh warga Afsel dan menolak sistem apartheid. Dipenjara 27 tahun akibat aktivitasnya, Mandela telah menginspirasi tidak hanya para pejabat tinggi namun juga rakyat Indonesia.
Hal itu diungkap Direktur Bidang Afrika, Kementerian Luar Negeri Indonesia, Lasro Simbolon, salah satu pembicara dalam dialog pada peringatan dialog hari internasional Nelson Mandela di kantor pusat informasi PBB (UNIC), Menara Thamrin, Kamis, 18 Juli 2013. Dialog itu turut dihadiri Duta Besar Afrika Selatan untuk Indonesia, Noel N. Lehoko, Direktur UNIC, Michele Zaccheo, dan perwakilan PBB di Indonesia, Douglas Broderick.
Menurut Lasro, meski tidak semua warga Indonesia beruntung memiliki kesempatan bertemu Mandela, namun aura dari pria yang akrab disapa Madiba itu tetap tertanam dalam ingatan publik Indonesia.
"Kepribadian dan warisan Mandela hadir secara kuat di Indonesia. Dia selalu dikagumi dan dihormati," ujar Lasro di hadapan undangan dan media.
Lasro kemudian menyinggung hubungan diplomatik Indonesia dengan Afrika Selatan yang terjalin secara resmi tahun 1994 silam di kota New York. Dia mengatakan walau secara resmi hubungan kedua negara terjalin di awal tahun 1990an, namun persahabatan kedua negara sudah berjalan sejak lama.
Lehoko mengatakan untuk memperingati hari internasional Nelson Mandela, warga di seluruh dunia, termasuk Indonesia dapat meluangkan 67 menit dari 24 jam waktu yang mereka miliki untuk berkontribusi terhadap masyarakat. Lama waktu 67 dipilih, karena itulah durasi yang dihabiskan Mandela agar dapat membentuk Afsel seperti saat ini.
Sementara Lehoko pada tahun lalu bersama dengan Kedubes Afsel merayakan hari internasional Nelson Mandela dengan berkunjung ke tempat rehabilitasi narkoba dan penjara anak-anak. Sementara PBB sendiri dalam sidang umum tahun 2009 telah menetapkan tanggal 18 Juli sebagai hari internasional yang diperingati di seluruh dunia.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Lehoko mengatakan untuk memperingati hari internasional Nelson Mandela, warga di seluruh dunia, termasuk Indonesia dapat meluangkan 67 menit dari 24 jam waktu yang mereka miliki untuk berkontribusi terhadap masyarakat. Lama waktu 67 dipilih, karena itulah durasi yang dihabiskan Mandela agar dapat membentuk Afsel seperti saat ini.