Sumber :
- REUTERS/Toussaint Kluiters/United Photos/Files
VIVAnews
- Nobel Perdamaian tahun ini diperuntukkan kepada Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW). Organisasi ini dipandang berperan penting dalam mengawasi penghancuran senjata kimia Suriah, yang selama ini diancam akan digempur Amerika Serikat.
Menurut kantor berita
Reuters
, Nobel Perdamaian 2013 itu diumumkan hari ini oleh Komite Nobel Norwegia. Setiap tahun komite itu mengumumkan organisasi maupun individu yang berperan besar dalam menginsipirasi perdamaian maupun mencegah malapetaka yang besar.
Baca Juga :
Menurut Riset Cowok Cuma Tahan 6 Menit, Ini 4 Posisi Seks Biar Suami Lebih Tahan Lama di Ranjang
Misi OPCW itu mendapat sorotan utama tahun ini terkait serangan gas sarin di kawasan pemukiman sebelah timur Ibukota Damaskus, Suriah, negeri yang sedang dilanda perang saudara sejak 2011. Serangan itu menewaskan lebih dari 1.400 jiwa pada 21 Agustus lalu.
AS langsung menuding Presiden Suriah, Bashar al-Assad, sebagai biang keladi dan mengancam segera menggempur negara itu sebagai hukumannya. Assad sendiri membantah tuduhan AS itu dan menuding pihak pemberontak-lah yang melancarkan serangan gas sarin.
Namun, di tengah ancaman serangan militer AS, Assad akhirnya sepakat menghancurkan persediaan senjata kimia Suriah dan mengizinkan para inspektur dari OPCW untuk mengawasi penghancuran senjata kimia Suriah.
Dalam menjalankan misinya di Suriah, OPCW mendapat dukungan dari Perserikatan Bangsa Bangsa. Organisasi itu punya sekitar 500 staf dan memiliki anggaran tahunan di bawah US$100 juta.
OPCW, yang beranggotakan 189 negara, menyatakan bahwa Suriah mau bekerjasama menghancurkan pasokan senjata kimia mereka. Negara itu menargetkan bisa menghancurkan semua arsenalnya pada pertengahan 2014, dengan syarat mendapat dukungan dari semua pihak termasuk pemberontak.
Kalangan pakar senjata kimia yakin bahwa Suriah punya sekitar 1.000 ton gas sarin, mustard, dan gas saraf VX. Beberapa masih disimpan di gudang khusus dan yang lain sudah dimasukkan ke rudal.
Namun, berkat kesekapatan AS dan Rusia September lalu, Suriah harus segera melucuti semua persediaan senjata kimianya. Ini untuk mencegah serangan militer AS. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Misi OPCW itu mendapat sorotan utama tahun ini terkait serangan gas sarin di kawasan pemukiman sebelah timur Ibukota Damaskus, Suriah, negeri yang sedang dilanda perang saudara sejak 2011. Serangan itu menewaskan lebih dari 1.400 jiwa pada 21 Agustus lalu.