Militer Tolak Bertemu Pemimpin Massa Anti Pemerintah

Tentara berjaga di gedung pemerintah Bangkok, Thailand
Sumber :
  • REUTERS/Damir Sagolj
VIVAnews -
Pemimpin militer dan kepolisian Thailand menolak bertemu dengan Suthep Thaugsuban, pemimpin massa anti pemerintah yang saat ini menduduki Bangkok. Militer khawatir, situasi akan semakin berbahaya jika pihak mereka terlihat memihak salah satu kubu.


Diberitakan
Bangkok Post
, Kamis 12 Desember 2013, kepala militer Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan bahwa dia tidak ingin menimbulkan persepsi di masyarakat bahwa militer mendukung oposisi.

Head to Head Skuad Indonesia Vs China di Final Uber Cup 2024

"Saat ini, kami berada di antara rakyat kedua kubu, jika masalah ini tidak ditekankan, maka akan sangat berbahaya. Kami harus bersabar dan tetap tenang serta mengambil keputusan dengan hati-hati," kata Prayuth.
5 Hal yang Wajib Dipersiapkan Jika Anda Akan Beribadah di Tanah Suci


Tak Punya Duit Buat Open BO, Pedagang Siomay Kalap Curi 675 Celana Dalam Wanita
Dalam beberapa hari terakhir pendudukan puluhan ribu orang massa anti pemerintah di Bangkok berlangsung anarkis. Lima orang terbunuh dan 300 lainnya terluka dalam bentrokan. Pemimpin massa, Suthep, mengatakan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra harus turun.

Dia juga menyerukan polisi untuk menahan Yingluck atas tuduhan pengkhianatan negara. Dia juga menyatakan ingin bertemu dengan militer dan polisi hari ini untuk membicarakan lengsernya Yingluck.


"Kami telah menetapkan pukul 8 malam Kamis ini sebagai tenggat waktu bertemu para kepala keamanan," kata Suthep.


Belum ada komentar soal penolakan militer untuk bertemu. Namun Suthep mengatakan, dalam pertemuan nanti, dia akan mempersilakan militer untuk menanyakan soal motif dan tujuan gerakannya tersebut. "Sehingga mereka bisa mengambil keputusan," kata Suthep, saat berorasi di hadapan ribuan demonstran.


Situasi semakin tegang di Bangkok setelah massa Kaos Merah menyatakan tekadnya membela Yingluck. Bernama resmi Front Bersatu untuk Demokrasi Menentang Kediktatoran (UDD), kelompok kaos merah pimpinan Jatuporn Promphan itu siap menandingi aksi jalanan massa kaos kuning pimpinan mantan Deputi Perdana Menteri dan juga politisi Partai Demokrat, Suthep Thaugsuban.


"Merupakan tugas UDD untuk mengerahkan massa berkaos merah dan mereka yang cinta demokrasi yang tidak suka dengan cara-cara Suthep. Akan ada massa yang lebih banyak dari kelompoknya Suthep," kata Jatuporn seperti dikutip kantor berita
Reuters
.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya