Sumber :
- REUTERS / Bobby Yip
VIVAnews - Pemerintah Kota Hong Kong terus memperketat pengamanan di perbatasan. Kebijakan ini ditempuh setelah muncul laporan seorang pasien pengidap virus flu burung H7N9 meninggal pada Kamis pekan lalu.
Baca Juga :
Motif TikToker Galih Loss Buat Konten Penistaan Agama Terkuak, Ternyata Buat Cari Endorse
Pemerintah mengerahkan lebih banyak lagi pejabat kesehatan untuk memeriksa temperatur di bagian selatan kota-kota China Daratan, yang ingin menuju ke Hong Kong.
Stasiun berita Channel News Asia, Senin 30 Desember 2013 melansir Departemen Kesehatan Hong Kong telah bekerja sama dengan petugas perbatasan di kota Shenzen, China agar tetap waspada terhadap pelancong dan pelajar lintas perbatasan yang mengaku menderita demam atau gejala lainnya.
Tindakan inspeksi mulai ditingkatkan di semua titik masuk, termasuk di kota Shenzen. Kemudian pejabat kesehatan memerintahkan untuk segera membawa pelancong atau pelajar yang diduga terinfeksi virus Avian Influenza ke RS publik terdekat.
Pada Kamis pekan lalu media Hong Kong ramai memberitakan seorang pria berusia 80 tahun yang menderita virus H7N9 telah meninggal. Ini merupakan kasus kematian pertama yang terjadi di Hong Kong.
Juru Bicara Pemerintah membenarkan hal itu. Pria tersebut sudah menderita saat dirawat.
Dia dilarikan ke RS setelah kembali berkunjung dari kota Shenzen di daratan China, di mana dia tinggal. Sementara pasien pertama penderita virus H7N9 merupakan Tenaga Kerja Indonesia bernama Tri Mawarti.
Terakhir kali VIVAnews menghubungi KJRI Hong Kong 9 Desember lalu, kondisi Tri disebut telah membaik dan sudah sadarkan diri. Menurut Konsulat Muda bidang penerangan sosial dan budaya, Sam Aryadi, pihak KJRI yang mengunjungi Tri di RS Queen Mary mengaku sudah dapat berkomunikasi dengan TKI asal Banjarnegara tersebut.
Hanya Diawasi
Menurut Menteri Kesehatan Ko Wing-man, Tri memiliki riwayat bepergian ke Shenzen, membeli, memotong dan mengkonsumsi ayam. Pemerintah Hong Kong lantas telah mengkarantina sebanyak 17 orang, kebanyakan merupakan kerabat dari Tri.
Sementara sebanyak 220 orang hanya diawasi dan tidak dikarantina. Walau begitu, Departemen Kesehatan Hong Kong telah menghubungi otoritas kota Shenzen agar menyiapkan tindakan pengawasan karena virus tersebut masih ada di sana.
Aksi sterilisasi pun terlihat longgar di pasar-pasar basah di kota Shenzen.
Menurut data yang dimiliki Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), total sudah ada 45 orang yang meninggal akibat virus H7N9 di daratan China sendiri sejak Februari lalu. Sementara total kasus H7N9 sendiri mencapai 137. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Pada Kamis pekan lalu media Hong Kong ramai memberitakan seorang pria berusia 80 tahun yang menderita virus H7N9 telah meninggal. Ini merupakan kasus kematian pertama yang terjadi di Hong Kong.