Sumber :
- REUTERS
VIVAnews - Pesawat maskapai nasional Aljazair, Air Algerie AH5017, yang dilaporkan sempat menghilang dipastikan jatuh. Namun menurut pejabat penerbangan Aljazair yang dihubungi kantor berita Reuters edisi Kamis 24 Juli 2014, mereka menolak untuk memberikan detail penyebab jatuhnya pesawat.
"Saya bisa benarkan bahwa pesawat itu telah jatuh," ujar pejabat tadi.
Sebelumnya BBC melaporkan pesawat tersebut sempat mengontak menara pengendali udara di Niamey, Nigeria untuk mengubah rute penerbangan. Menurut koresponden BBC di Dakar, Abdourahman Dia, hal itu ditempuh pilot karena cuaca di luar sedang badai.
Baca Juga :
Idul Adha Sebentar Lagi, Bank Muamalat Sediakan Layanan Kurban Online Pakai Mobile Banking
Dilansir dari laporan teks langsung BBC hari ini, seorang blogger keselamatan penerbangan, Simon Proud, membenarkan adanya badai. Kendati begitu, otoritas Aljazair tidak mencoret berbagai kemungkinan penyebab hilangnya pesawat jenis Airbus A320 itu. Bahkan, termasuk kemungkinan pesawat dibajak.
Menurut daftar manifes pesawat dari Air Algerie, di dalamnya terdapat 50 warga Prancis, 24 asal Burkinabe, 8 dari Lebanon, 4 dari Aljazair, 2 dari Luksemburg, dan masing-masing 1 warga negara asal Belgia, Swiss, Nigeria, Kamerun, Ukraina dan Rumania. Sementara menurut harian berbahasa Spanyol, El Pais, menyebut enam kru dari pesawat itu berasal dari Spanyol.
Pemerintah Prancis langsung mengerahkan dua jet militer yang berada di kawasan Afrika untuk mencari keberadaan pesawat Air Algerie. Perwakilan Kementerian Perhubungan Prancis mengatakan begitu mengetahui banyaknya warga mereka yang berada di dalam pesawat, pejabat penerbangan sipil langsung menggelar pertemuan darurat.
Pesawat diketahui menghilang setelah 50 menit mengudara. Burung besi yang dicharter dari perusahaan penerbangan asal Spanyol, Swiftair itu, terbang dari Burkina Faso pada hari ini pukul 01.17 menuju ke Algier di Aljazair pukul 05.10 waktu setempat
Halaman Selanjutnya
Menurut daftar manifes pesawat dari Air Algerie, di dalamnya terdapat 50 warga Prancis, 24 asal Burkinabe, 8 dari Lebanon, 4 dari Aljazair, 2 dari Luksemburg, dan masing-masing 1 warga negara asal Belgia, Swiss, Nigeria, Kamerun, Ukraina dan Rumania. Sementara menurut harian berbahasa Spanyol, El Pais, menyebut enam kru dari pesawat itu berasal dari Spanyol.
