Pendukung Beijing Serbu Pemrotes Pro-Demokrasi

Bentrok pemrotes pro-demokrasi dan pendukung Beijing
Sumber :
  • Twitter/Adam Dobb

VIVAnews - Tidak kurang dari 1.000 pendukung Beijing menyerbu pemrotes pro-demokrasi di Causeway Bay, kawasan perbelanjaan yang populer bagi turis internasional, Jumat, 3 Oktober 2014.

Badai Nida Hantam Hong Kong dengan Kecepatan 100 Km/Jam

Kelompok yang menyatakan anti-protes demokrasi itu merobek tenda dan spanduk-spanduk, melempar botor air kemasan serta meludahi para pemrotes yang hanya berjumlah sekitar 100 orang.

Ribuan pelajar Hong Kong turun ke jalan sejak Jumat, 26 September, dan jumlahnya terus bertambah sejak bentrok antara pelajar dan polisi anti huru-hara yang berusaha membubarkan aksi protes para pelajar, Minggu, 28 September.
Kota-kota Tujuan Wisata Terpopuler 2015, RI Urutan Berapa ?

Menurut Reuters, para pemrotes masih bertahan pada setidaknya empat kawasan sibuk di Hong Kong hingga Jumat, 3 Oktober. Sebelumnya muncul kekhawatiran aksi protes akan dibubarkan polisi sebelum perayaan Hari Nasional China, 1 Oktober lalu.

Tapi perayaan untuk memperingati berdirinya Republik Rakyat China (RRC) oleh Partai Komunis itu berjalan lancar. Beijing diyakini menghindari keterlibatan aparat keamanan untuk menghadapi pengunjuk rasa.

Ini Kota Termahal di Asia

Namun kekhawatiran sejumlah pihak adalah pengerahan massa tandingan seperti yang terjadi, Jumat. Bentrok antara pemrotes dengan kelompok anti-protes diduga akan dinyatakan sebagai ancaman, yang memicu perselisihan sipil.

Alasan itu akan cukup bagi otoritas keamanan Hong Kong untuk turun tangan, menggunakan kekerasan jika diperlukan untuk mengembalikan ketertiban dan keamanan sosial.

Untuk memisahkan dua kelompok yang bersitegang, sejumlah polisi membentuk rantai manusia yang memisahkan kedua kelompok. Para pendukung Beijing berteriak menuduh polisi gagal menghentikan aksi protes.

Seorang guru berusia 42 tahun, Victor MA mengaku sudah tak sabar karena hidupnya terdampak akibat aksi protes itu. "Anda tidak boleh menjadikan warga Hong Kong sebagai sandera karena itu tidak akan bisa terjadi. Itulah mengapa kami di sini sangat marah," tambah Ma.

Sementara seorang petugas kebersihan juga mengeluarkan unek-uneknya. "Saya harus bekerja. Mengapa anda harus menghalangi Saya untuk bekerja?" kata seorang wanita pada pemrotes.

"Anda tidak harus menghidupi diri, tapi saya harus," tambah wanita itu.

Seorang pria yang menggunakan pengeras suara, mengaku dua anaknya tidak bisa ke sekolah karena kelas diliburkan akibat aksi protes. "Anda bisa memboikot pelajaran, tapi anak-anakku ingin tetap sekolah," ujarnya.

Seorang manajer toko di Mong Kok, Winnie yang berusia 30-an tahun, mengatakan mendukung aksi protes para pelajar. Tapi dia juga mengkhawatirkan kehidupannya, karena gajinya berdasarkan pada penjualan toko yang terpaksa tutup selama aksi protes. (ita)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya