Megawati Muncul di Pameran Seni Butet, Pakar: Itu Pernyataan Politik yang Paling Keras!

Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri saat hadiri pameran seni Melik Nggendong Lali
Sumber :
  • ANTARA Foto

Jakarta - Kehadiran Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri di pameran seni karya Butet Kartaredjasa bertajuk 'Melik Nggendong Lali' jadi perhatian. Megawati lama tak muncul pasca Pilpres 2024 dan digadang kuat nanti akan membawa PDIP bakal jadi oposisi.

Banggar DPR Catat Sederet Program yang Harus Dilanjutkan Prabowo

Pakar politik Burhanuddin Muhtadi menganalisa justru kedatangan Megawati ke acara pameran Butet itu adalah statement politik. Dia mengatakan demikian meskipun Presiden RI ke-5 itu tak bicara lantang secara verbal terkait politik.

"Jadi, meskipun Ibu Megawati tidak bicara secara verbal tentang politik. Tapi, kehadiran di acara Butet itu adalah pernyataan politik yang paling keras!" kata Prof Burhan, sapaan akrabnya, dalam Kabar Petang tvOne yang dikutip VIVA pada Rabu, 15 Mei 2024.

Besok, PDIP Sumut Gelar Fit and Proper Test Terhadap 25 Bakal Calon Kepala Daerah

Prof Burhan pun menyinggung tradisi politik Jawa yang dikenal dengan istilah pasemon. Menurut dia, dengan pasemon itu bisa menjadi suatu pernyataan aligoris, simbolik untuk menyatakan kehendak atau kritik secara halus.

Nah, bagi dia, dalam politik segala sesuatunya tak harus diartikan secara verbal. Kedatangan Megawati ke acara pameran karya Butet sudah memperlihatkan sikap gesture terkait arah politik Megawati.

Prabowo Terima Kunjungan Dubes Denmark, Bicara soal Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri saat hadiri pameran seni Melik Nggendong Lali

Photo :
  • ANTARA Foto

Apalagi, menurutnya, sosok Butet yang dulu merupakan seniman pendukung Jokowi namun sekarang sudah berubah karena faktor Gibran Rakabuming Raka maju di Pilpres 2024.

"Kemudian menjaga jarak karena Pak Jokowi merestui pencalonan putranya yaitu Gibran. Itu adalah sebuah kritik keras dari ibu Mega tanpa harus bu Mega mengatakan secara verbal," jelas Prof Burhan.

Dia pun menelaah makna Melik Nggendong Lali. Sebagai orang Jawa, Prof Burhan mengaku agak paham.

"Jadi, melik itu artinya pamrih atau keinginan untuk mencapai sesuatu. Nggendong lali yang punya implikasi lupa terhadap aturan main," tuturnya.

Bagi dia, makna melik nggendong lali sudah persis yang selama ini dinarasikan Megawati dan elite PDIP. Narasi yang dimaksud sikap politik Jokowi di Pilpres 2024 sudah lupa aturan dan berlawanan dengan PDIP.

"Bahwa apa yang terjadi selama pilpres ibu Mega dan PDIP mengatakan pak Jokowi sudah lupa. Jadi, itu kira-kira pernyataan yang ingin disampaikan," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia itu.

Lantas, apakah PDIP nanti akan berada di barisan oposisi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming? Prof Burhan menilai PDIP yang dipimpin Megawati sudah perlihatkan gesture siap oposisi.

"Tanpa kita harus menunggu pernyataan verbal Ibu Mega, bahwa PDIP akan oposisi, gesture-nya itu jelas menunjukkan ke arah sana," ujar Prof Burhan.

Ungkapan Megawati

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menghadiri pameran seni rupa karya Butet Kartaredjasa bertajuk ‘Melik Nggendong Lali’ di Gedung A, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Senin, 13 Mei 2024. Megawati bersama sejumlah elite PDIP ditemani Butet sempat mengitari area pameran.

Megawati tak menafikan dalam seni terdapat politik. Menurutnya, politik seni merupakan karya dengan interpretatif.

"Ungkapan-ungkapan itu digambarkan sesuai keinginannya, tetapi belum tentu keinginan saya begini. Mungkin, saya inginnya bunga," kata Megawati di Gedung Galeri Nasional, Jakarta, dikutip dari Antara.

Meski demikian, ia tak ingin kedatangannya ke pameran seni Butet dikaitkan dengan isu politik. Ia mengaku kedatangannya hanya untuk menikmati seni.

"Karena buat saya seni itu juga kehidupan kan. Jadi juga artinya, kalau tadi (wartawan) menanyakan interpretasi (atas karya Butet), itu terserah (interpretasi) masing-masing," jelasnya.

Megawati mengataka urusan menikmati seni merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh dirinya maupun keluarga. Ia mengatakan seperti itu karena ayahnya, Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno dan ibunya Fatmawati adalah sosok-sosok seniman juga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya