Raja Thailand Jalani Operasi Kantung Empedu

PM Thailand dan anggota kabinet berdoa untuk kesehatan Raja Thailand, 6 Oktober.
Sumber :
  • REUTERS/Athit Perawongmetha

VIVAnews - Raja Thailand Bhumibol Adulyadej telah menjalani operasi pengangkatan kantung empedu. Demikian disampaikan dalam pernyataan resmi Kerajaan Thailand yang dilansir Reuters, Senin, 6 Oktober.

40 Juta Pemilih Akan Ikut Referendum di Thailand Hari Ini

Disebutkan dalam pernyataan, hasil pemeriksaan x-ray pada 5 Oktober menemukan pembengkakan pada kantung empedu. Operasi pengangkatan dilakukan sekitar pukul 21.45 waktu setempat. Raja yang berusia 86 tahun itu telah berada di Rumah Sakit Siriraj sejak Jumat, 3 Oktober 2014.

Operasi berjalan lancar dan Bhumibol yang secara resmi bernama Raja Rama IX itu telah kembali ke kamar perawatan pada dini hari. Tekanan darahnya disebut normal namun dokter masih memberikan antibiotik.

AS Peringatkan Warganya Agar Berhati-hati di Thailand

Pemimpin Junta Jenderal Prayuth Chan-ocha bersama dengan wakil perdana menteri dan Panglima Militer Jenderal Udomdej Sitabutr dilaporkan telah berkunjung ke rumah sakit. Mereka juga menulis pesan berharap kesembuhan Bhumibol.

Pada 2009 Bhumibol harus menjalani perawatan selama empat tahun, hingga 2013, karna infeksi lambung. Sejak itu Bhumibol jarang terlihat pada acara-acara publik dan menghabiskan sebagian besar waktunya di Istana Klai Kangwon, yang artinya Istana Jauh dari Kekhawatiran, terletak di Hua Hin, selatan Bangkok.

Bocah 8 Tahun Ditahan Hanya karena Robek Poster Referendum

Walau tidak memiliki peran politik dalam sistem Monarki Konstitusional, Bhumibol tercatat beberapa kali melakukan intervensi pada 1970-an dan 1990an demi mengakhiri krisis politik. Namun dia memilih tidak lagi ikut campur dalam krisis terbaru yang terjadi sejak dikudetanya Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, pada 2006.

Aksi protes besar selama berbulan-bulan memaksa militer melakukan kudeta terhadap Thaksin, pada 19 September 2006. Namun kudeta itu berbuntut krisis politik bertahun-tahun. Pada 22 Mei lalu, PM Yingluck Shinawatra yang merupakan adik kandung Thaksin, dikudeta oleh militer.

Jenderal Prayuth Chan-ocha berjanji akan melakukan reformasi politik sebelum pemilihan umum, pada 2015. Parlemen Thailand, pada 21 Agustus lalu menunjuknya menjadi perdana menteri, sebagai jalan bagi Prayuth untuk membentuk pemerintahan sementara yang memungkinkannya melakukan reformasi politik. (ita)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya