Malaysia Rilis Laporan Tragedi MH370 Awal Maret

Rabu, 28 Januari 2015 - 11:39 WIB
Oleh :
Pesawat Malaysia Airlines
Pesawat Malaysia Airlines
Sumber :
  • REUTERS/Bazuki Muhammad
Photo Mini 1
VIVA.co.id
- Departemen Penerbangan Sipil Malaysia akan merilis laporan awal penyelidikan pesawat Malaysia Airlines, dengan nomor penerbangan MH370 yang hilang pada 8 Maret 2014.


Wakil Menteri Transportasi Aziz Kaprawi yang dikutip
Reuters
, Rabu, 28 Januari 2015, mengatakan laporan itu akan memuat perincian hasil investigasi teknis. Aziz mengatakan dirilisnya laporan, untuk memenuhi permintaan dari Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO).

Baca Juga :
Bangkai Pesawat MH370 Diyakini Masih Utuh di Dasar Laut

Penerbangan MH370 dari Kuala Lumpur ke Beijing mengangkut 239 penumpang dan kru. Hampir satu tahun berlalu, pencarian yang dipusatkan di Samudera Hindia belum juga menemukan sedikit pun pertanda.
Baca Juga :
Puing Diduga MH370 Tiba di Perancis


Baca Juga :
Puing Pesawat Diduga MH370 Dibawa ke Prancis
Laporan juga akan memuat penemuan-penemuan tim penyelidik internasional yang dibentuk pada April 2014. Tim internasional terdiri dari Dewan Keamanan Transportasi Nasional Amerika Serikat (AS), Badan Penyelidik Kecelakaan Udara Inggris, Departemen Penyelidikan Kecelakaan Pesawat China.

Serta Biro Penyelidik Kecelakaan Transportasi Darat Prancis, Biro Keselamatan Transportasi Australia, juga Boeing selaku perusahaan pembuat pesawat yang hilang. Krisis yang menimpa Malaysia Airlines bertambah, ketika terjadi tragedi lainnya pada 17 Juli.


Pesawat maskapai Malaysia dengan nomor penerbangan MH17 ditembak jatuh di Ukraina, menewaskan 298 orang dalam pesawat. Banyak pihak meragukan tim penyelidik internasional dapat mengungkap peristiwa sebenarnya di balik tragedi MH370 dan MH17.


Tidak sedikit yang meyakini teori konspirasi, yang melibatkan AS dan negara-negara Barat. Terutama tragedi MH17 yang diyakini telah dimanfaatkan Barat untuk menyudutkan Rusia.



Simak Juga:




Halaman Selanjutnya
Serta Biro Penyelidik Kecelakaan Transportasi Darat Prancis, Biro Keselamatan Transportasi Australia, juga Boeing selaku perusahaan pembuat pesawat yang hilang. Krisis yang menimpa Malaysia Airlines bertambah, ketika terjadi tragedi lainnya pada 17 Juli.
Halaman Selanjutnya