Sumber :
- REUTERS/Majed Jaber/Files
VIVA.co.id -
Nama Sajida al-Rishawi kembali muncul di muka publik setelah kelompok militan Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS) menuntut pembebasannya dari tahanan di Yordania. Tuntutan baru kelompok pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi itu, disampaikan oleh warga Jepang, Kenji Goto, dalam video baru yang dirilis pada Minggu kemarin.
Dalam video itu, Kenji menyebut al-Rishawi sebagai saudara perempuannya yang dipenjara. Harian Inggris,
The Guardian
, Selasa 27 Januari 2015 melansir, ISIS memang kerap memanggil anggota dan pendukungnya sebagai adik atau kakak.
Namun, menurut analisa mereka, makna saudara perempuan yang dialamatkan kepada al-Rishawi terlihat lebih mendalam.
"Mereka hanya menuntut pembebasan saudara perempuan mereka yang tengah dipenjara, Sajida al-Rishawi, maka saya akan dibebaskan," ungkap Kenji dalam video tersebut.
Lalu, yang menjadi pertanyaan, mengapa ISIS begitu
ngotot
meminta al-Rishawi agar dibebaskan?
Menurut informasi dari Wakil Perdana Menteri Irak, Marwan Muasher, al-Rishawi merupakan adik dari orang kepercayaan pendiri kelompok Al-Qaeda di Irak, Abu Musab al-Zarqawi. Orang kepercayaan Zarqawi itu terbunuh dalam pertempuran di Falluja, Irak. Namun, Muasher tidak menyebut siapa pengganti orang kepercayaan Zarqawi tersebut.
Namun, menurut informasi dari mantan Komandan pasukan elite Amerika Serikat, Delta Force, Letnan Kolonel James Reese, al-Baghdadi sempat menjadi orang kepercayaan Zarqawi.
"Ada kaitan jika kita telusuri latar belakang wanita ini," ungkap Reese.
Dia menambahkan, pertukaran napi ini hanya merupakan cara lain untuk membantu ISIS mengembalikan orang-orang tersebut dan membantu propaganda mereka.
Sementara, sel ISIS terbentuk dari kelompok Al-Qaeda di Irak. Mereka memiliki mimpi untuk membentuk negara Islam di seluruh area Irak dan Suriah.
Baca Juga :
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit
Baca Juga :
Isu Ruben Onsu Digugat Cerai, Pengacara Pastikan Sarwendah Tak Ajukan Gugatan ke Pengadilan
Dia mengaku dikirim oleh Zarqawi pada 2005 bersama dengan suami dan tiga orang pelaku bom bunuh diri. Di hotel tersebut, sedang digelar sebuah resepsi pernikahan.
"Suami saya meledakkan bom yang dia bawa dan saya mencoba untuk meledakkan bom milik saya, namun gagal," ungkap al-Rishawi tanpa menunjukkan ekspresi penyesalan.
Takut tertangkap, wanita berusia 44 tahun itu, lalu kabur dan membaur bersama tamu hotel. Dia mengatakan berasal dari Irak dan tinggal di Ramadi.
Berbekal paspor palsu, dia dan suami terbang ke Yordania. Kepada otoritas Yordania, dia mengaku diajarkan cara menggunakan sabuk berisi peledak dari suaminya.
"Suami saya yang merencanakan semuanya," kata dia.
al-Rishawi akhirnya tertangkap dan pada 2006 silam dijatuhi hukuman mati. Namun, di tahun itu, Pemerintah Yordania melakukan moratorium hukuman mati. Eksekusi baru dihidupkan lagi pada bulan lalu.
Baca juga:
Halaman Selanjutnya
"Suami saya meledakkan bom yang dia bawa dan saya mencoba untuk meledakkan bom milik saya, namun gagal," ungkap al-Rishawi tanpa menunjukkan ekspresi penyesalan.