Sumber :
- REUTERS
VIVA.co.id
- Komite Intelijen dan Keamanan Inggris mengatakan badan intelijen GCHQ, tidak melakukan penyadapan massal publik di internet, seperti dituduhkan media berdasarkan dokumen rahasia yang dibocorkan Edward Snowden.
Dilansir dari
Daily Mail , Kamis, 12 Maret 2015, komite menyebut telah melakukan 18 bulan penelitian, menemukan GCHQ hanya dapat mengakses sebagian kecil internet, dan hanya melihat sedikit pesan yang dikumpulkan melalui proses penyaringan.
Baca Juga :
Thailand Siap Awasi Turis Asing via Ponsel
Baca Juga :
Untung Rugi Enkripsi WhatsApp
Dilansir dari
Baca Juga :
Beda Enkripsi WhatsApp dan BlackBerry Messenger
Komite menyimpulkan bahwa data yang dilihat oleh para analis, merupakan data-data yang bernilai tinggi untuk intelijen, berjumlah hanya beberapa ribu pesan sehari. "Kebenarannya adalah ada proses penyaringan," kata anggota komite, Mark Field.
Menurutnya hal itu tidak disebut oleh media, yang memberi kesan bahwa ada penyadapan atas semua percakapan telepon, semua surat elektronik dan pesan singkat, bahwa ada mata-mata di pundak semua orang.
Sementara Hazel Blears dari Partai Buruh, mengatakan dua klaim utama terkait bocoran informasi Snowden tidak benar. "Apa yang kami temukan adalah bahwa GCHQ menggunakan kapabilitas mereka sesuai hukum, penting dan proporsional," ucapnya.
Snowden merilis 1,7 juta dokumen rahasia, yang merupakan pembocoran data keamanan terbesar dalam sejarah Amerika Serikat (AS), memperlihatkan bagaimana aktivitas mata-mata yang dilakukan secara masif oleh AS dan para sekutunya.
Juru bicara media Inggris, The Guardian, mengatakan bocoran informasi yang dikeluarkan Snowden, memicu perdebatan global tentang peran intelijen, yang menjadi subjek untuk persoalan demokrasi dan hukum.
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Komite menyimpulkan bahwa data yang dilihat oleh para analis, merupakan data-data yang bernilai tinggi untuk intelijen, berjumlah hanya beberapa ribu pesan sehari. "Kebenarannya adalah ada proses penyaringan," kata anggota komite, Mark Field.