VIVAnews - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK-PBB) mengutuk uji coba senjata nuklir yang dilakukan Korea Utara (Korut), Senin 25 Mei 2009. Menurut DK-PBB, tindakan Korut itu jelas-jelas melanggar resolusi tahun 2006.
Oleh karena itu, DK-PBB akan segera menyusun resolusi baru yang kemungkinan memuat sanksi-sanksi baru atas Korut. "Para anggota Dewan Keamanan telah memutuskan untuk segera menyusun resolusi atas masalah ini," kata Duta Besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin, yang memimpin sidang DK-PBB di New York, Senin sore 25 Mei 2009 waktu setempat (Selasa dini hari WIB).
Tak biasanya, China dan Rusia, langsung menyatukan sikap bersama para anggota lain DK-PBB beberapa jam setelah Korut melakukan uji coba nuklir yang kedua kalinya. Uji coba itu berlangsung di bawah tanah.
Rapat darurat DK-PBB itu menuruti permintaan Jepang, yang sangat khawatir atas perkembangan tak mengenakkan di Semenanjung Korea itu. Mereka lalu menuntut Korut agar mematuhi dua resolusi sebelumnya. Salah satu resolusi PBB yaitu menyerukan Korut untuk melucuti semua senjata nuklirnya dan kembali ke forum perundingan Enam Pihak (AS, Rusia, Korsel, Korut, China, dan Jepang) untuk membahas pelucutan program nuklirnya.
DK-PBB juga menyerukan para anggota PBB untuk mematuhi sanksi yang diberlakukan kepada Korut, yaitu menerapkan embargo senjata dan materi lain yang bisa digunakan untuk mendukung program senjata nuklir dan rudal balistik di negara komunis itu.
Namun, tak jelas seberapa besar pengaruh reaksi DK-PBB itu bagi Korut. Pasalnya, Korut bergeming dengan reaksi keras DK-PBB setelah melakukan peluncuran roket pada 5 April 2009.
Korut mengklaim roket itu membawa satelit telekomunikasi. Namun, banyak negara curiga bahwa alasan itu merupakan muslihat Korut untuk melakukan ujicoba penembakan rudal balistik.
Tak peduli dengan kemarahan masyarakat internasional, Korut pun mengusir para inspektur manca negara dan mengaktifkan kembali fasilitas nuklir. Selain itu, Korut tak mau lagi ikut dalam Forum Pembicaraan Enam Pihak (Six-Party Talks). Padahal forum yang dibentuk pada 2003 itu khusus membicarakan upaya melucuti senjata nuklir Korut dan mengupayakan kompensasi bagi Pyongyang sebagai imbalan. (AP)
VIVA.co.id
28 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Dewas KPK Ungkap Penyalahgunaan Wewenang Nurul Ghufron: Diminta Mutasi PNS Kementan ke Jawa
Nasional
28 Apr 2024
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron dilaporkan ke Dewas KPK atas dugaan penyalahgunaan wewenang lantaran diminta bantuan memindahkan PNS Kementan pusat ke Jawa Timur.
Seorang anggota Polresta Manado Sulawesi Utara Brigadir RAT ditemukan tewas bunuh diri di dalam mobil Alphard.
Ratusan Polisi di Lombok Kawal Tabligh Akbar UAS.
Langkah strategis PDIP, akan diambil dalam forum Rakernas partai diakhir Mei 2024. Termasuk dalam mempersiapkan gelaran pilkada serentak 2024. Juga soal dinamika politik.
Dukungan terhadap Zulkifli Hasan, untuk kembali memimpin Partai Amanat Nasional atau PAN, mulai bermunculan. Kali ini, dukungan itu datang dari DPW BM PAN Sumatera Utara.
Selengkapnya
Partner
Klan Uchiha, dari kejayaan hingga tragedi, menciptakan naratif kehidupan Sasuke dan Naruto. Dalam kesendirian, mereka menemukan jalan untuk bertahan, terbantu oleh bantua
Fujifilm, ikon kamera, meluncurkan Instax Mini 99, kamera instan analog terbaru, meriahkan pasar Indonesia dengan fitur-fitur terbaru.
Realme 12 Lite Resmi Rilis: Punya Kamera 108MP Desain Menawan dan Performa Tangguh
Gadget
34 menit lalu
"Baca tentang peluncuran HP Realme 12 Lite dengan desain unik dan spesifikasi canggih. Dapatkan harga terbaik dan fitur menariknya di Turki. Jangan lewatkan!
Benarkah Dilarang Nobar Piala Asia U23? Ini Pengumuman Resmi MNC Grup
Banten
sekitar 1 jam lalu
Perusahaan media MNC Grup membuat pengumuman resmi mengenai penayangan gelaran Piala Asia U23 di Indonesia. Surat yang dikutip melalui akun resmi instagram @okezonecom.
Selengkapnya
Isu Terkini