Dalih Pengacara Bomber Boston untuk Hindari Hukuman Mati

Bomber boston di ruang sidang
Sumber :
  • REUTERS/Jane Flavell Collins
VIVA.co.id
Juri Jatuhkan Hukuman Mati untuk Bomber Boston
- Sidang terhadap pengebom lari marathon Boston, Dzhokhar Tsarnaev, kembali digelar pada Senin kemarin. Menurut pengacara Dzhokhar, Judy Clarke, kliennya beraksi hanya mengikuti ajakan kakaknya, Tamerlan Tsarnaev.

Pengeboman Saat Lomba Lari di Boston

Kantor berita
Pengadilan Nyatakan Bomber Boston Bersalah
Reuters , Senin, 6 April 2015 melansir dalam sidang yang digelar pada bulan lalu, kliennya telah mengakui semua tindak kejahatan yang dilakukannya. Pernyataan itu kembali diulangi pada sidang Senin kemarin.

"Tidak ada alasan dan tidak ada satu pun orang yang berniat untuk melakukan hal terebut. Membuat bom di pagelaran lari marathon Boston satu tahun dan 51 pekan lalu merupakan perbuatan yang benar-benar tidak berperasaan," ungkap Clarke.


Dia menegaskan Tamerlanlah yang memegang kendali dalam perbuatan itu.


"Tamerlanlah yang melakukan itu. Kita perlu memahami siapa yang memimpin dan siapa yang hanya mengikuti," imbuh Clarke berupaya mencari pembelaan bagi kliennya.


Dia berharap dengan melemparkan kesalahan kepada kakaknya, Tamerlan, Clarke bisa membujuk para juri dan menjatuhkan hukuman bui seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat ketimbang hukuman mati.


Sementara, Jaksa Penuntut tidak berpendapat demikian. Asisten Jaksa Agung, Aloke Chakravarty, baik Tamerlan dan Dzhokar sama-sama memiliki ideologi radikal dalam pikirannya.


"Dia ingin meneror negara ini. Dia ingin menghukum Amerika karena perbuatan pemerintah kepada kaumnya," ungkap Chakravarty.


Dia menunjukkan sebuah bukti, aksi pengeboman itu terinspirasi dari sebuah majalah terbitan kelompok teroris Al-Qaeda, Inspire. Salinan majalah itu ditemukan di dalam perangkat komputer milik kakak beradik Tsarnaev.


"Ini merupakan pilihan politik. Dia telah membuat pernyataan, 'mata dibalas dengan mata," imbuh Chakravarty.


Sidang yang digelar pada Senin kemarin ditutup dengan argumen kedua pihak untuk persidangan di tahap selanjutnya. Sementara, juri akan mendengarkan beberapa pengakuan dari para saksi sebelum memutuskan apakah akan menghukum Dzhokhar dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat.


Beberapa saksi yang dihadirkan dalam sidang kemarin antara lain ayah korban tewas Martin Richard, William dan Denise, penari Heather Abbott yang akibat kejadian itu terpaksa kehilangan kedua kakinya dan mantan Komisioner Polisi Boston, Ed Davis.


Sementara, Dzhokhar terlihat tenang dalam menghadapi sidang kemarin. Dalam sidang, juri juga kembali menyaksikan video yang menunjukkan bagaimana bom tersebut meledak.


Bom itu diletakkan di depan sebuah restoran yang berada di dekat garis akhir pertandingan marathon itu. Tak berapa lama kemudian, bom meledak dan terdengar suara teriakan: "kami mengalami kebakaran. Kami kebakaran".


Akibat aksi pengeboman itu, selain Richard turut menewaskan dua orang lainnya yakni Krystle Campbell dan Lingzi Lu.



![vivamore="Baca Juga :"]




[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya