Sumber :
- REUTERS/Jonathan Ernst
VIVA.co.id
- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, tampaknya tidak dapat mengabaikan ancaman Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, soal pembantaian jutaan bangsa Armenia oleh Turki pada 1915.
Juru bicara Gedung Putih Eric Schultz yang dikutip
Reuters
, Kamis, 23 April 2015, mengatakan Obama dan para pejabat pemerintah AS telah mengakui fakta sejarah, bahwa 1,5 juta orang Armenia dibantai.
Namun Obama dipastikan bakal menghindari penyebutan genosida, seperti yang dilakukan oleh berbagai negara lain dan memicu kemarahan Turki. "Hanya pengakuan atas fakta-fakta yang ada dalam kepentingan kami," kata Schultz.
Sehari sebelumnya Erdogan mengeluarkan pernyataan, Rabu, 22 April, bahwa dia tidak berharap Obama akan menggunakan kata genosida, untuk merujuk pada pembunuhan massal orang Armenia saat Perang Dunia I.
Sementara pekan lalu Erdogan mengeluarkan ancaman, bahwa Turki memiliki hak untuk mendeportasi tidak kurang dari 100.000 warga Armenia, yang saat ini tinggal dan bekerja di Turki.
Ancaman itu dibuatnya, untuk merespons apa yang dia sebut sebagai tendensi di Eropa, untuk mengakui pembantaian 1,5 juta orang Armenia oleh Turki pada 24 April 1915, sebagai tindakan genosida.
Baca Juga :
Real Madrid Juara LaLiga 2023/24
Sengketa Wilayah, Armenia Berharap Konflik Berakhir
Nagorno-Karabakh sudah diperebutkan kedua negara sejak era Soviet.
VIVA.co.id
7 April 2016
Baca Juga :