Tiongkok Prihatin Kapal Nelayannya Diledakan Indonesia

Kapal milik nelayan asal Thailand diledakkan di Selat Dempo, Kepri, Senin (9/2/2015).
Sumber :
  • Antara/Joko Sulistyo
VIVA.co.id
Kapal Ikan Asing Pencuri Ikan Tak Jera Masuk Laut Indonesia
- Pemerintah Tiongkok, menyatakan kekhawatirannya yang serius terhadap peledakan kapal berbendera mereka yang diledakkan TNI Angkatan Laut pada pekan lalu. Ini menjadi kapal asal Tiongkok pertama yang diledakkan di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Guru Besar AS: RI Mampu Atasi Konflik Laut China Selatan

Dikutip dari harian
Sebelum Ditenggelamkan, Tiga Kapal Malaysia 'Dicincang'
South China Morning Post (SCMP) , Kamis 28 Mei 2015, kapal Tiongkok itu ditangkap pada 2009 lalu. Kapal Tiongkok, termasuk dari 41 kapal asing yang diledakkan oleh TNI AL.


Kementerian Luar Negeri Tiongkok terus mendesak Indonesia untuk bisa memperoleh data yang lebih detail mengenai alasan kapal tersebut diledakkan. Namun, menurut laporan kapal tersebut memasuki daerah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di kawasan Laut Tiongkok Selatan (LTS).


Dari laporan yang dihimpun, puluhan kapal asing itu diledakkan di beberapa lokasi pada pekan lalu. Beberapa kapal diledakkan dengan menggunakan dinamit, sedangkan asap terlihat mengepul ke atas ketika kapal mulai tenggelam ke laut.


Menurut Menteri Perikanan Susi Pudjiastuti, tanpa adanya perjuangan yang konsisten melawan pencurian ikan, maka pemerintah tidak akan bisa meningkatkan kesejahteraan nelayan Indonesia.


Sementara itu, juru bicara Kemlu RI, Arrmanatha Nasir, yang dihubungi
VIVA.co.id
pada hari ini, menyebut belum ada notifikasi resmi yang disampaikan oleh Pemerintah Tiongkok terkait aksi peledakan kapal itu. "Kami belum menerima notifikasi apa pun," kata Arrmanatha.


Tidak hanya menangkap ikan secara ilegal di perairan Indonesia, nelayan Tiongkok dengan menggunakan kapal besar kerap menangkap di perairan Afrika Barat. Data dari organisasi pencinta lingkungan, Greenpeace, perusahaan Tiongkok terus menambah jumlah kapal mereka.


Jika di 1985 lalu, jumlah kapal hanya 13 buah, di 2013, jumlahnya meningkat menjadi 462 kapal. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya