VIDEO: WNI Diturunkan dari Pesawat Karena Sebut ISIS?

Bendera Turki
Sumber :
  • REUTERS
VIVA.co.id
- Salah seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang juga reporter
tvOne
, Muhammad Suriadin, mengatakan berdasarkan informasi dari polisi bandara di Turki, alasan mereka diturunkan dari pesawat, karena menyebut kata kelompok militan Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS). Padahal, setelah Suriadin saling memeriksa kesembilan rekan lainnya, tidak ada yang menyebut kata tersebut.


Hal itu disampaikan Suriadin ketika dihubungi
Kabar Siang tvOne
melalui telepon pada Selasa, 2 Juni 2015. Karena hal tersebut, Suriadin dan 10 rekan lainnya terpaksa ditahan selama lima jam di kantor polisi.


"Entah apa yang menjadi alasan sebenarnya dari Pemerintah Turki yang tak mengizinkan kami untuk memberikan bantuan kemanusiaan bagi di wilayah perbatasan Suriah," kata Suriadin.


Klik videonya


Menurut Suriadin, alasan yang dibuat oleh polisi Turki tak masuk akal. Sebab, selama berada di dalam pesawat, ke-10 WNI tak berkomunikasi dengan penumpang lainnya.


"Kami mengalami faktor kesulitan dalam berkomunikasi dengan Bahasa Turki," tutur dia.

Belasan WNI Ditangkap Turki Masih Ditahan di Rumah Detensi

Suriadian menjelaskan, saat awal ditahan oleh otoritas Turki, mereka tak diberi penjelasan apa pun. Bahkan, saat ditahan, dia mengaku tak diperlakukan dengan baik.
Pesawat Turkish Airlines Tergelincir Saat Mendarat di Nepal


Momen Mahfud MD, Ketua MA hingga Ketua THN Amin Baca Puisi di Halal Bihalal IKA UII
"Kami tak diberi kesempatan untuk buang air kecil, tak boleh salat dan kami tidak tahu mengapa ditahan selama lima jam di kantor polisi," kata Suriadin.

Tidak hanya itu, ketika ada seorang WNI lainnya yang berniat untuk menghubungi KJRI di Istanbul, juga tak diberi izin. Barang-barang elektronik milik ke-10 WNI itu juga ikut disita oleh polisi bandara. Di dalamnya terdapat kamera digital, alat perekam, laptop, dan kamera untuk merekam.


Isi potongan gambar yang telah direkam oleh salah seorang rekan Suriadin pun ikut dihapus oleh otoritas setempat. Kini, Suriadian dan sembilan rekan lainnya telah dibebaskan dari kantor polisi.


Tapi, mereka tetap dilarang masuk Provinsi Hatay.  "Sampai Senin malam, kami masih terus berusaha untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan ke Hatay. Tetapi, sekali lagi Duta Besar RI di Ankara masih melarang kami ke sana," kata Suriadin menambahkan.


Suriadin merupakan bagian dari rombongan Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) yang berniat untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan ke Provinsi Hatay dan berlokasi antara Turki dengan Suriah. Namun, saat sudah berada di dalam pesawat dan siap lepas landas, ke-10 WNI itu dipaksa turun oleh otoritas bandara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya