Dokter Australia Terekam Sedang Hina Pasien saat Operasi

Ilustrasi alat operasi
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id
Dokter Tinju Pasien Hingga Tewas
- Seorang pria di Australia menekan tombol rekam pada ponselnya, untuk menyimpan instruksi dari dokter, setelah dia selesai menjalani prosedur kolonoskopi, pada satu rumah sakit di Virginia, Australia.

Jonathan Kuo, Pianis Muda Indonesia yang Kembali Memukau di Panggung Musik Klasik

Dilansir dari laman
Acara Met Gala Berlangsung, Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Penuhi Jalanan New York
Sydney Morning Herald , Rabu, 24 Juni 2015, rekaman itu ternyata berjalan sebelum hingga sesudah prosedur, sehingga merekam seluruh kejadian pada saat prosedur berlangsung.


Pria itu pun terkejut, saat memutar rekaman dalam perjalanan pulang, mengetahui bagaimana tim operasi mengolok-olok dan menghinanya, selama dia dalam keadaan terbius selama menjalani prosedur pemeriksaan.


Para dokter membicarakan keinginan menghindari pria itu, setelah kolonoskopi, memberi instruksi pada seorang asisten untuk berbohong, kemudian memberi diagnosis palsu pada catatan medisnya.


"Setelah lima menit berbicara dengan Anda sebelum operasi, saya ingin menonjok wajah Anda," kata seorang dokter wanita, bagian dari tim yang bertindak sebagai spesialis anestesi.


Ketika seorang asisten medis mencatat terdapat ruam dekat alat kelamin pasien, ahli anestesi itu kemudian memperingatkan si asisten untuk tidak menyentuhnya, agar tidak tertular sifilis.


Ada banyak kata-kata lain, bagian dari olok-olok dokter terhadap pasiennya, sehingga pria itu memutuskan menuntut dua orang dokter dengan kasus malpraktik. Juri di pengadilan berpihak padanya.


Setelah tiga hari persidangan, juri di Fairfax, Virginia, memerintahkan dokter ahli anestesi bernama Tiffany Ingham (42) dan rekannya, Solomon Shah (48), membayar pria itu sebesar $500.000 atau sekitar Rp 6,6 miliar.


Salah satu juri, Farid Khairzada, mengatakan tidak ada banyak pembelaan, karena semua hal terdapat dalam rekaman. Sebelumnya pria itu menuntut sebesar $1,75 juta dan juri berbeda pendapat dalam nilainya.


Nilai yang akhirnya diputuskan, kata Farid, adalah hasil kompromi. "Kami akhirnya menyimpulkan, harus memberi dia sesuatu, hanya untuk memastikan agar kasus seperti ini tidak terjadi lagi," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya