Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
- Industri ternak Australia merasa terpukul dengan keputusan Indonesia memangkas impor sapi hidup, menjadi hanya 50.000 ekor pada Juli hingga September, atau hanya seperlima dari periode April-Juni yang mencapai 250.000 ekor.
Dikutip dari
BBC , Selasa, 14 Juli 2015, Dewan Eksportir Ternak Australia menyebut keputusan itu mengejutkan, serta mengecewakan. Media setempat segera mengaitkannya dengan ketegangan, dalam hubungan kedua negara belakangan ini.
Baca Juga :
RI-Australia Perkuat Kerja Sama Peternakan Sapi
Dikutip dari
Baca Juga :
Harga Daging Sapi Tembus Rp120 Ribu per Kilogram
Tapi pemimpin dewan, Alison Penfold, membantah kemungkinan itu. "Sama sekali tidak. Saya tahu ada dugaan di media hari ini, dan saya kecewa beberapa orang telah memutuskan untuk bermain politik," katanya.
Menurut Penfold izin impor untuk kuartal ketiga, telah berfluktuasi selama lima tahun terakhir, antara 62.000 hingga 184.000, dengan rata-rata sekitar 105.000 ekor sapi.
Itu diakuinya menjadi tantangan, tapi dia menyebut ada hubungan yang konstruktif dengan Indonesia. Juru bicara Menteri Pertanian Australia, Barnaby Joyce, mengatakan pemerintah Australia menghormati keputusan Indonesia.
Beberapa media Australia sebelumnya menduga pemangkasan impor sapi Indonesia, sebagai balasan atas sikap pemerintah mereka, yang menolak memberikan klarifikasi memuaskan dalam skandal suap pedagang manusia.
Enam penyelundup manusia mengaku telah dibayar oleh Australia, untuk memutar balik kapal yang membawa pencari suaka, keluar dari wilayah Australia dan mendarat di Indonesia. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Tapi pemimpin dewan, Alison Penfold, membantah kemungkinan itu. "Sama sekali tidak. Saya tahu ada dugaan di media hari ini, dan saya kecewa beberapa orang telah memutuskan untuk bermain politik," katanya.