Pemangkasan Kuota Impor Sapi Australia karena Faktor Ekonomi

Dubes Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema
Sumber :
  • Antara/ Lucky R
VIVA.co.id
Australia Siapkan Program 5.000 Doktor untuk Indonesia
- Duta Besar Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema menepis spekulasi yang menyebut pemerintah memangkas kuota impor sapi dari Negeri Kanguru, terkait situasi hubungan kedua negara saat ini. Menurut Nadjib, keputusan itu diambil murni berdasarkan pertimbangan ekonomi. 

Indonesia Ajarkan Australia Cara Tangani Terorisme
Stasiun berita ABC Australia, Selasa, 14 Juli 2015, melansir munculnya spekulasi tersebut lantaran tidak ada alasan resmi yang disampaikan oleh Pemerintah Indonesia hingga hari Selasa malam. Mantan Dubes RI untuk Kerajaan Belgia dan Uni Eropa itu mengatakan, keputusan Indonesia sama sekali tak terkait dengan kondisi politik atau situasi hubungan kedua negara. 

Indonesia dan Australia Intensif Bicarakan Terorisme
Berdasarkan informasi yang diterima oleh para peternak Australia, Pemerintah Indonesia hanya mengeluarkan izin impor sapi hidup sebanyak 50 ribu ekor untuk periode Juli dan September. Angka ini menurun drastis jika dibandingkan periode yang sama tahun 2014 yang mencapai 250 ribu ekor. Total terdapat 80 persen penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. 

"Keputusan izin impor sapi hidup pada kuarter ini dibuat berdasarkan pertimbangan ekonomi dan dengan tujuan untuk menjaga pasokan daging sapi yang tepat bagi konsumen Indonesia," kata Nadjib.

Keyakinan serupa juga disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, pada Selasa kemarin. Dia yakin pemotongan kuota murni merupakan isu perdagangan. Bishop juga membantah klaim dari pihak oposisi yang menyebut penyebab pemotongan kuota itu terkait hubungan dingin kedua negara.

"Saya telah diyakinkan oleh otoritas Indonesia bahwa ini terkait isu perdagangan. Ini merupakan sebuah negosiasi dan kami terus melanjutkan hal itu," ujar Bishop. 

Dia membantah hubungan kedua negara dalam kondisi buruk. Bagi Bishop, secara keseluruhan hubungan kedua negara sangat kuat dan baik. 

Sementara, anggota parlemen Independen, Bob Katter menyalahkan Perdana Menteri Tony Abbott dan Menlu Bishop atas terjadinya peristiwa ini. Katter menuding sikap penghinaan yang ditunjukkan oleh Abbott dan Bishop ketika mengkritik keputusan Presiden Joko Widodo mengeksekusi mati gembong narkoba Bali Nine, menyebabkan Indonesia mengambil keputusan tersebut.

"Yang bisa saya katakan penampilan mereka memalukan dan tidak lebih baik, bahkan lebih buruk dari Julia Gillard," kata Katter ketika diwawancarai program 7.30.

Dia menambahkan, sulit bagi seorang PM yang selalu menyinggung Indonesia di setiap kesempatan, kemudian berhasil membuka kembali pasar sapi hidup. Katter menyebut pengurangan kuota akan menjadi bencana bagi para peternak di bagian utara Queensland. 

Menteri Pertanian, Barnaby Joyce mengaku kecewa dengan keputusan Indonesia. Kini, dia tengah mencari pasar bau bagi ternak sapi hidup Australia yang menghadapi kelebihan pasokan. 

"Ini tanggung jawab saya untuk mencoba menemukan tempat alternatif bagi sapi-sapi itu," kata dia. 

Joyce menyebut akan bertemu dengan mitranya di Indonesia untuk mengatasi masalah tersebut. Australia, kata Joyce akan bergerak menuju ke sistem kuota tahunan untuk mengurangi ketidakpastian. 

(mus)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya