Sumber :
- ANTARA FOTO/Fanny Kusumawardhani
VIVA.co.id
- Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi mengatakan pemerintah akan menerbitkan suatu kartu khusus yang dimiliki oleh setiap diaspora Indonesia yang tersebar di puluhan negara di dunia. Penerbitan kartu tersebut bertujuan untuk mempermudah pemeriksaan, pendataan, dan pemetaan jutaan diaspora Indonesia yang berjuang di negara lain.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Demikian ungkap mantan Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda itu usai membuka acara Congres of Indonesia Diaspora (CID), Rabu 12 Agustus 2015 di Hotel J.Luwansa, Jakarta Selatan. Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 800 diaspora dari 44 negara. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan kongres dua tahun sebelumnya yang mencapai sekitar 6.000 peserta.
"Kementerian Luar Negeri akan membuat kartu diaspora untuk database dan memetakan warga serta potensi yang ada," ujar Retno.
Tidak hanya itu, dia menambahkan sebagai bentuk perhatian Indonesia kepada WNI yang mengadu nasib di negeri seberang, Pemerintah Indonesia juga tengah berupaya untuk membentuk satu perangkat kerja khusus pada eselon III yang akan fokus terhadap urusan diaspora.
"Kami membentuk eselon III khusus untuk mengurusi diaspora Indonesia. Begitu pula ada staf ahli eselon I untuk menangani permasalahan sosial, budaya dan pemberdayaan masyarakat Indonesia yang ada di luar negeri," kata Retno.
Dengan dipetakannya kemampuan atau profesi jutaan diaspora yang ada, Retno melanjutkan, hal tersebut akan memudahkan Pemerintah Indonesia untuk menjalin kerjasama baik dengan mereka maupun langsung dengan negara lain.
"Penerbitan kartu juga karena selama ini kami hanya memperkirakan saja jumlah diaspora yang ada. Namun dengan adanya kartu ini maka, kami bisa mendapatkan jumlah angka diaspora dengan lebih tepat," kata mantan Dubes RI untuk Norwegia itu. (ren)
Halaman Selanjutnya
Tidak hanya itu, dia menambahkan sebagai bentuk perhatian Indonesia kepada WNI yang mengadu nasib di negeri seberang, Pemerintah Indonesia juga tengah berupaya untuk membentuk satu perangkat kerja khusus pada eselon III yang akan fokus terhadap urusan diaspora.
