China dan Korsel Anggap Penyesalan Jepang Tak Tulus

Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye
Sumber :
  • REUTERS/Kim Hong-Ji

VIVA.co.id - Korea Selatan dan Jepang pada hari ini merayakan peringatan 70 tahun akhir Perang Dunia II. Presiden Korsel, Park Geun-hye merayakan peringatan bersejarah itu, dengan membuka sebuah upacara untuk menandakan kebebasan negara mereka.

BBC edisi Sabtu 15 Agustus 2015, melansir, dalam upacara itu, Park turut berkomentar mengenai pernyataan yang disampaikan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe pada Jumat kemarin. Park beranggapan, tak ada yang berbeda dari pernyataan Abe.

Bahkan, Menteri Luar Negeri Negeri Ginseng itu menyerukan, agar pernyataan Jepang dibuat lebih tulus. Harian Korsel, Yonhap, menulis Abe tak menyatakan permintaan maaf yang dibuatnya sendiri mengenai perbuatan Jepang di masa lalu.

Yonhap menyadari Abe tetap mempertahankan pernyataan penyesalan dan rasa duka yang dibuat sebelumnya. Tetapi, tetap saja dia tidak meminta maaf dengan caranya sendiri secara lebih jelas. Bahkan, ekspresi tulus itu tak terlihat ketika menyatakan penyesalan kepada korban yang tewas dalam peperangan.

Sikap Abe yang tak mengubah posisinya itu membuat banyak warga Korsel geram. Dalam pekan ini saja, satu orang demonstran yang berunjuk rasa di depan gedung Kedutaan Besar Jepang di Seoul, sampai melakukan aksi bakar diri. Pernyataan Abe yang disampaikan pada Jumat kemarin, malah semakin tak membantu.

Jepang Siap-siap Berganti Kaisar

Respons senada juga disampaikan Pemerintah Tiongkok. Wakil Menlu Tiongkok, Zhang Yesui merespons pernyataan Abe dengan memanggil Dubes Jepang di Beijing.

Zhang menyatakan, agar Tokyo membuat sebuah penjelasan yang lebih detail dan permintaan maaf yang tulus kepada korban yang menderita dalam peperangan saat itu.

Zhang turut mendorong Jepang, untuk melakukan tindakan konkret, agar bisa meraih kepercayaan negara-negara tetangga di kawasan Asia Timur dan masyarakat global.

Pidato Abe menjadi topik yang paling banyak dibahas di media sosial Tiongkok, Weibo. Respons yang diterima beragam di antara 30 ribu lebih cuitan.

Sebagian besar dari mereka berpendapat pidato Abe tidak asli dan tulus.

"Apakah Abe bermaksud, Jepang tak lagi bertanggung jawab atas tindak kekerasan selama di masa perang dulu? Apakah mereka tidak lagi harus membayar apa yang telah mereka lakukan di masa lalu? Mungkin banyak pemuda yang sepakat mereka tak lagi harus membayar, tetapi bagaimana wanita-wanita yang dijadikan para penghibur?" tanya seorang pengguna Weibo.

Dalam pidatonya, Abe tak lagi mengeluarkan permintaan maaf baru. Menurut dia, generasi muda Jepang tak seharusnya ditakdirkan untuk meminta maaf atas tindakan perang negara mereka. (asp)

Menteri Pertahanan Baru Jepang Ultimatum Korut dan Tiongkok
Ilustrasi Perang Spanyol.

12-11-1948: Penjahat Perang Jepang Divonis Mati

Hideki Tojo termasuk di dalamnya.

img_title
VIVA.co.id
12 November 2016