Satelit AS Deteksi Cahaya Panas dari Pesawat Rusia

Sumber :
  • Reuters/Mohamed Abdul el Ghany

VIVA.co.id - Sebuah satelit AS mendeteksi adanya kilatan cahaya panas yang tak diketahui asal usulnya di sekitar pesawat Rusia yang terjatuh pekan lalu dan menewaskan 224 orang yang ada didalamnya.

Analisis intelijen yang dilakukan menyebutkan, kilatan cahaya tersebut diduga berasal dari dalam badan pesawat. Pejabat AS juga berpendapat, kecelakaan tidak terjadi karena adanya serangan dari luar karena kilatan cahaya tersebut tidak menghasilkan semacam 'ekor' cahaya seperti yang dihasilkan oleh rudal atau roket yang menyerang dari luar.

Dilansir dari ABC, Rabu, 4 November 2015, para intelijen yakin, bahwa kilatan cahaya itu merupakan sebuah ledakan yang terjadi di dalam pesawat seperti misalnya ledakan bom atau tangki bahan bakar.

2-2-1943: Jerman Menyerah Pada Rusia

Kementerian Penerbangan Sipil Mesir mengatakan, tidak ada bukti pendukung pernyataan dari Rusia yang mengatakan kecelakaan tersebut terjadi tiba-tiba saat berada di udara.

Kendati demikian, juru bicara Kementrian, Mohamed Rami menegaskan, bahwa tidak ada panggilan darurat yang diterima sebelum kecelakaan. "Tidak ada komunikasi dari pilot yang terekam di pusat navigasi," kata Rahmi.

Operator yang menangani pesawat, Kogalymavia menyatakan, pesawat Rusia Metrojet Airbus A-321, terjatuh karena faktor eksternal dan mendorong para ahli untuk melakukan pemeriksaan kemungkinan adanya penggunaan bom. Manajemen pihak pengangkutan juga mengatakan, tidak adanya panggilan darurat yang dilakukan oleh pilot selama penerbangan.

Rahmi mengatakan, tim investigasi yang dipimpin oleh Mesir dan dibantu oleh para ahli dari Rusia, Airbus dan Irlandia, telah tiba di lokasi pada hari Selasa kemarin. Setelah investigasi di lapangan selesai dilakukan, pemeriksaan akan difokuskan kepada analsis terhadap rekaman kotak hitam yang berhasil ditemukan.

(mus)

Rusia Siapkan New Su-35s untuk Pertempuran di Suriah
Latihan militer China di musim dingin.

Laut China Selatan Memanas, China dan Rusia Latihan Militer

Namun, latihan gabungan ini diklaim bukan untuk menyerang negara lain.

img_title
VIVA.co.id
29 Juli 2016