Indonesia Tolak Dukung Israel

Sumber :
  • REUTERS/Baz Ratner

VIVA.co.id - Duta Besar Indonesia untuk PBB, Desra Percaya, menegaskan bahwa Indonesia sama sekali tidak mendukung tuntutan Israel terhadap Palestina. Menurut Indonesia, permintaan Israel yang mengajukan tuntutan agar Palestina mengakui Israel sebagai negara Yahudi atau Jewish State, tak mungkin diterima.

"Kita tidak bisa terima hal itu, tidak mungkin," kata Desra yang ditemui usai acara "Konferensi Internasional mengenai Yerusalem" di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa 15 Desember 2015.

Ia berpendapat, jika Palestina dan negara lainnya melakukan pengakuan tersebut, seluruh warga negara Israel yang menganut agama selain Yahudi bisa terusir keluar dari wilayah negara.

"Mereka (Israel), meminta Palestina agar mengakui Israel sebagai negara Yahudi. Indikasinya nanti adalah orang Islam atau orang keturunan Arab harus keluar dan tidak bisa berada di Israel. Padahal, faktanya di Israel banyak juga warga negara Arab ataupun yang beragama Islam," kata Desra.

Desra melanjutkan, tidak hanya Indonesia yang melakukan penolakan, melainkan negara-negara anggota PBB lainnya juga turut menolak tuntutan Israel tersebut.

Hingga saat ini, pembicaraan damai antara Palestina dan Israel masih macet. "Konferensi Internasional mengenai Yerusalem" yang digelar selama dua hari di Jakarta berjanji akan membawa rekomendasi hasil konferensi kepada PBB untuk dibahas di Sidang Umum.

Sementara itu, pengamat Yerusalem, Profesor Menachem Klein, mengatakan, tak semua warga Israel bertanggung jawab pada serangan yang terjadi di Palestina.

"Grup Yahudi ekstremis yang membuat keributan. Mereka memaksa untuk membangun gedung ibadah mereka dengan menghancurkan Al-Aqsa. Mereka juga mendesak pemerintah Israel untuk memisahkan waktu serta tempat khusus untuk beribadah bagi pemeluk Yahudi," kata Klein, di Jakarta, Selasa 15 Desember 2015.

Menurut Klein, desakan itu yang menyebabkan terjadinya pertumpahan darah dan memengaruhi keadaan di seluruh bagian tepi Barat. Namun, Klein menegaskan, isu agama bukan terjadi atas permintaan pemerintah Israel.

"Hal itu tidak diminta oleh Pemerintah Israel, mereka tidak mendukung hal itu," ujarnya.

Di samping itu, Klein menuturkan, saat ini masih belum ditemukan solusi terbaik bagi penyelesaian konflik antara keduanya.

Klein menuturkan, hingga saat ini belum ada solusi yang jelas untuk keduanya. Menurutnya, solusi terburuk adalah membagi atau memecah Yerusalem menjadi dua, untuk Palestina dan Israel.

"Menurut saya lebih baik Yerusalem untuk bersama. Berbagi Yerusalem untuk Palestina dan Israel," ujar dia.

Dewan Keamanan PBB yang Gagal dalam Menjamin Perdamaian Dunia

"Namun, jangan malah bikin tembok pemisah serta saling membunuh. Saya ingin melihat dua negara ini memiliki hubungan dan koneksi. Saya ingin adanya akses yang terbuka, kesetaraan, dan membangun komunikasi yang baik antara Israel dan Palestina, namun dengan tidak memisahkan Yerusalem," Klein berharap.

Ilustrasi Boikot Produk Israel. Sumber: Flickr.com

Antara Dukungan dan Keberlanjutan Ekonomi Lokal

Konflik di Gaza, mengundang respons dari berbagai masyarakat Indonesia dengan melakukan boikot terhadap produk yang terhubung dengan Israel.

img_title
VIVA.co.id
24 November 2023