AS Apresiasi Ilmuwan Perempuan RI Melalui Riset

Logo USAID Indonesia
Sumber :
  • www.transformasi.org

VIVA.co.id - Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) kembali menggelar Penghargaan Tahunan ASEAN-US Science Prize for Women yang kedua dengan tema energi bersih. Penghargaan ini mendapat dukungan dari ASEAN dan US Mission to ASEAN.

Direktur USAID, Andrew Sisson mengatakan, pada 2035, kebutuhan energi di ASEAN diperkirakan meningkat lebih dari dua kali lipat untuk memenuhi target pertumbuhan ekonomi.

Hal yang Dibutuhkan RI bila Ingin Bangun Pasar Energi Terbarukan

Untuk itu, penghargaan tahun ini difokuskan pada penelitian tentang energi berkelanjutan dan ditujukan untuk ilmuwan perempuan yang inovatif dari kawasan Asia Tenggara.

"Saat Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Obama di AS bulan Oktober tahun lalu, keduanya berkomitmen untuk memperluas kemitraan dalam pengembangan energi,” kata Sisson, dalam keterangan pers yang diterima VIVA.co.id, Jumat, 19 Februari 2016.

Ia juga mengatakan, USAID gembira dapat mendukung ilmuwan berprestasi dari Indonesia dalam upaya menciptakan solusi untuk energi bersih. Sisson berharap, melalui penghargaan ini, semua pihak mendapatkan inovasi baru yang akan membantu Indonesia dan ASEAN memenuhi kebutuhan energinya.

"Selain itu kami juga berharap bisa meningkatkan akses terhadap energi dan menurunkan emisi gas rumah kaca untuk mengurangi ancaman global yang ditimbulkan oleh perubahan iklim," kata dia.

Syaratnya, warga negara anggota ASEAN dengan gelar Ph.D dan berjenis kelamin perempuan. Penelitian terfokus pada topik yang telah ditentukan serta berusia kurang dari 40 tahun. Calon peneliti dapat mendaftarkan diri mulai Januari-April 2016.

Genjot Industri, Kalbar Perlu Energi Alternatif

(mus)

Foto udara panel surya di Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Cirata di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

Alasan Harga Panel Surya di Indonesia Belum Kompetitif

Harga panel surya Indonesia mahal dibanding negara lain.

img_title
VIVA.co.id
28 Juli 2020