AS Sita Ribuan Senjata Iran di Laut Arab

Peluncuran rudal Iran membuat khawatir AS dan Israel.
Sumber :
  • Reuters/Mahmood Hosseini/TIMA

VIVA.co.id – Awak kapal Angkatan Laut AS menghentikan pengiriman senjata besar-besaran Iran. Mereka menyita ribuan senjata, senapan AK-47 dan peluncur roket granat yang kemungkinan menuju ke Yaman.

Iran Setuju Jual Air Berat ke AS

Dikutip dari Foxnews, Senin, 4 April 2015, Pentagon menyatakan, penyitaan yang berlangsung di Laut Arab pada 28 Maret tersebut merupakan yang ketiga dalam beberapa pekan terakhir.

Angkatan Laut AS mengatakan, kapal tersebut mengangkut 1.500 AK-47, 200 peluncur granat berkekuatan roket, dan 21 senapan mesin kaliber 50. Senjata itu diperkirakan akan dibawa ke Yaman, sebagai dukungan pada kelompok Houthi. Setelah AS menyita senjata dari kapal tersebut, awak kapal dibiarkan pergi. Seorang pejabat AS mengatakan kepada Fox News, peraturan yang ada saat ini tidak memungkinkan pasukan angkatan laut untuk menangkap kru kapal, selain menyita barang kargo yang terlarang.

Iran Tegaskan Tak Akan Nego soal Rudal Balistik

Pengiriman senjata tersebut diduga semacam sinyal provokatif dari Republik Islam yang selalu memberontak tersebut. Bulan lalu, Iran melakukan uji coba rudal, dengan pesan, "Israel harus dimusnahkan." Sikap Iran diprotes oleh AS dan PBB. AS menganggap Iran tak serius dengan perjanjian nuklir yang mereka sepakati.

Sikap AS ditanggapi sinis oleh Iran. Pada Senin, 4 April 2016, pemerintah Iran memperingatkan AS untuk tidak ikut campur dan mencoba mengendalikan program rudalnya. "Gedung Putih harus tahu kapasitas dari pertahanan kekuatan rudal, khususnya di jalur ini di mana plot dan ancaman ada di antara garis merah bangsa Iran. Kami tidak mengizinkan siapa pun untuk melanggar itu," kata Wakil Kepala Staf, Brigjen Masoud Jazayeri, dikutip dari Foxnews, Selasa 5 April 2016.

Pemimpin Spiritual Iran: Senjata adalah Masa Depan Negara

Jumat, 2 April 2016, Presiden Obama mengatakan, Iran memang mematuhi perjanjian nuklir secara tertulis, "namun tak memahami spiritnya."

Laporan : Dinia Adrianjara

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Pemimpin Spiritual Iran Sebut AS dan Inggris Sebagai "Setan"

Iran tak akan mau bekerja sama soal isu regional.

img_title
VIVA.co.id
3 Juni 2016