Turki Tak Akan Tinggalkan Nilai-nilai Nasional dan Universal

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Sumber :
  • REUTERS/Umit Bektas

VIVA.co.id –  Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mendukung pernyataan yang disampaikan oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Davutoglu memastikan konstitusi Turki yang baru akan mencerminkan nilai-nilai "nasionalisme dan universal."

Erdogan-Markel Bertemu Redam Konflik Turki dan Yunani

Seperti dikutip dari Reuters, Kamis, 27 April 2016, Davutoglu juga mengatakan, mereka akan fokus pada sistem eksekutif presidensial yang akan merefleksikan cita-cita nasional. Presidensial di Turki pada masa lalu adalah sebuah seremoni.

Saat ditanyakan apakah konsep negara sekuler juga memasukan referensi tentang Allah, Islam dan agama, Davutoglu mengatakan, "Kami saat ini menunggu sebuah draf yang yang mereferensikan nilai-nilai kami sendiri, dimana di dalamnya juga termasuk nila-nilai nasional dan universal. Namun semuanya terpusat pada kebebasan dan utamanya kewarganegaraan."

Kisah Gli, Kucing Penghuni Hagia Sophia Selama Belasan Tahun

Pernyataan PM Turki menguatkan pernyataan Erdogan. Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Turki harus menerima semua kepercayaan agama dan menempatkannya dalam posisi setara. "Pandangan saya soal ini, kenyataannya negara ini harus memberi peringkat yang sama dari seluruh agama dan keyakinan," kata Erdogan dalam sebuah wawancara televisi, Rabu, 27 April 2016.

Pernyataan Erdogan dan Davutoglu disampaikan menanggapi pernyataan juru bicara parlemen Turki Ismail Kahraman yang mengatakan Turki membutuhkan konstitusi yang lebih religius. Pernyataan Kahraman dianggap kontradiksi dengan prinsip awal berdirinya negara Turki yang mayoritas Muslim namun juga sekuler. Erdogan dan Davutoglu sepakat menganggap pernyataan Kahraman lebih mencerminkan pandangan pribadinya, bukan atas nama pemerintah maupun partai.

Presiden Erdogan Ikut Salat Jumat Perdana di Hagia Sophia
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Source : Republika

Erdogan: Perlakuan Muslim Eropa Seperti Yahudi Sebelum PD II

Meningkatnya islamofobia telah berubah menjadi serangan terhadap Alquran, Nabi dan semua yang dianggap suci oleh umat Islam.

img_title
VIVA.co.id
27 Oktober 2020