Laut China Selatan Stabil, Dua Target Ekonomi Bakal Tercapai

Kepulauan Spratly di Laut China Selatan.
Sumber :
  • REUTERS/Rolex Dela Pena/Pool

VIVA.co.id – Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno LP Marsudi mengungkapkan bahwa para Menlu ASEAN dan China sepakat soal pentingnya meningkatkan kemitraan ekonomi.

Hal ini mengingat China merupakan mitra dagang terbesar ASEAN. Sementara bagi China, ASEAN adalah mitra dagang ketiga dunia.

Kedua pihak juga memiliki target untuk mencapai perdagangan sebesar US$1 triliun dengan target investasi sebesar US$150 miliar pada 2020.

Dalam kaitan ini pula, lanjut Retno, para Menlu menekankan kerja sama untuk mencapai  dua target ekonomi tersebut hanya dapat dicapai jika ASEAN dan China dapat memelihara perdamaian dan stabilitas, termasuk di Laut China Selatan.

Oleh karena itu, para Menlu sepakat mengenai pentingnya implementasi DoC (Declaration of Conduct), serta pentingnya untuk secepatnya menyelesaikan CoC (Code of Conduct).

"Yang terpenting untuk dicapai adalah penyelesaian CoC," kata Retno, seperti dalam keterangan resmi yang diterima VIVA.co.id dari Kemlu RI, Selasa, 14 Juni 2016.

Khusus pembahasan mengenai situasi di Laut China Selatan, Retno menilai bahwa Indonesia menekankan mengenai pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982.

"Tanpa penghormatan terhadap hukum internasional, maka perdamaian dan stabilitas akan sulit untuk diwujudkan,” ungkapnya.

Insiden Laut Natuna, Kemlu: Hormati Proses Hukum Indonesia

Ia mengingatkan agar semua pihak untuk menahan diri dan tidak melakukan apa pun seperti provokasi, baik langsung atau pun tak langsung. Langkah inilah yang selama ini belum tercapai.

Foto terbaru soal pembangunan di wilayah sengketa di Laut China Selatan.

RI-AS Sepakat Redam Konflik di Laut China Selatan

Soal Korut, dua negara juga sepakat untuk hentikan provokasi.

img_title
VIVA.co.id
7 Agustus 2017