Jenis Senjata Penembakan Orlando Laris Manis di Pasaran

Pelarangan kepemilikan senjata oleh sipil justru meningkatkan daya beli.
Sumber :
  • www.cbc.ca

VIVA.co.id – Sebuah toko senjata online yang berbasis di Amerika Serikat mengaku menjual lebih dari 30 ribu unit senapan AR-15 hanya kurun waktu seminggu saja. Seperti diketahui, senapan AR-15 merupakan senjata yang digunakan pelaku penembakan, Omar Mateen, di klub malam Pulse, Orlando, Florida, AS, pekan lalu.

Obama Sebut Penyalahgunaan Senpi Tak Bermoral

Hunter's Warehouse, toko senjata yang berbasis di Bellevue, Pennsylvania, mengklaim bahwa sejak penembakan yang menewaskan 50 orang tersebut, kepopuleran senapan AR-15 justru semakin meningkat di kalangan pencinta senjata.

Namun, sang pemilik toko senjata membantah kalau laku kerasnya AR-15 akibat aksi penembakan terhadap orang tak berdosa.

Aksi 'Koboi' Orlando, Senat AS Setuju Pembatasan Senjata?

"Peningkatan pesanan terhadap senapan AR-15 bukan disebabkan atas penembakan Orlando. Justru ketika pemerintah mulai berbicara tentang pelarangan penggunaan kepemilikan senjata tertentu," kata Tom Engle, pemilik toko Hunter's Warehouse, seperti dilansir dari situs Independent, Rabu, 22 Juni 2016.

Ia menambahkan, ketika orang kehilangan hak mereka untuk memiliki senjata justru mereka akan semakin ngotot untuk memiliki senjata.

Balita 2 Tahun Diseret Buaya ke Danau di Resort Disney

Sebelumnya, pada 1994, senapan serbu seperti AR-15 pernah dilarang di Amerika Serikat oleh Assault Weapons Ban. Jenis senjata tersebut kemudian kembali diperkenalkan ke pasar setelah peraturan berakhir pada 2004 dan Kongres AS gagal untuk memperbaharui peraturan tersebut.

Selain digunakan oleh tersangka dalam penembakan Orlando, senapan AR-15 juga digunakan dalam penembakan massal di Sekolah Dasar Sandy Hook dan di San Bernadino Inland Regional Centre, California.

"Polisi dan warga sipil menggunakan AR-15 karena senjata ini dapat digunakan untuk berbagai kegiatan seperti olahraga menembak, berburu dan pekerjaan lainnya," kata Jon Stokes, salah satu pemilik senapan tersebut.

Seperti diketahui, pascapenembakan massal di Orlando, Senat AS kembali gagal untuk memberlakukan pembatasan hukum atas penggunaan senjata, termasuk pemeriksaan latar belakang pembeli senjata untuk mencegah teror di masa mendatang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya