Clinton Yakin Tak Bersalah

Capres Amerika Serikat, Hillary Clinton
Sumber :
  • REUTERS/Jim Urquhart

VIVA.co.id – Calon presiden Amerika Serikat dari partai Demokrat, Hillary Clinton menyatakan percaya diri bahwa tidak ada yang salah dengan isi email pribadinya, dan tidak ada yang harus dituntut tentang isi email tersebut.
 
Dia pun meminta kepada Direktur Biro Investigasi Federal AS, James Comey, agar menjelaskan kepada seluruh rakyat AS tentang fakta penyelidikan terbaru FBI.

AS Waspadai Serangan Teroris dari Orang-orang Kecewa Hasil Pilpres

"Rakyat Amerika pantas untuk mendapatkan fakta-fakta penuh dan lengkap segera. Ini penting, FBI menjelaskan masalah ini, apa pun itu, tanpa penundaan,” ujar Clinton, seperti diberitakan BBC, Sabtu 29 Oktober 2016.
 
Seperti diketahui, FBI tengah menyelidiki isi email Clinton yang dicurigai ada kecurangan kampanye. Skandal email Clinton menguak setelah adanya laporan dari WikiLeaks.

WikiLeaks membeberkan ribuan email rahasia dari orang dalam kampanye Clinton. Tapi, pejabat intelijen mengatakan, email tersebut tidak benar, kemungkinan email Clinton diretas oleh pemerintah Rusia.

Catatan SBY soal Drama Politik AS yang Bisa Dipetik Pecinta Demokrasi

FBI sempat melakukan penyelidikan, tapi kemudian ditutup pada bulan Juli kemarin. Namun, pesaingnya calon presiden dari partai Republik, Donald Trump, meminta kembali, isi email Clinton untuk diselidiki.
 
Surat penyelidikan pun dilayangkan FBI ke Kongres. Menurut Comey, FBI menemukan email baru masuk ke Clinton. Tapi memang belum disimpulkan, apakah itu ada kaitannya dengan kecurangan kampanye yang dituduhkan.
 
Clinton pun mengomentari, bahwa ia tidak tahu tentang isi email yang dimaksud oleh Comey. “Saya yakin, apa pun yang mereka katakan, tidak akan mengubah kesimpulan pada bulan Juli,” katanya.
 
Comey menyatakan, bahwa FBI kini masih bekerja atas penyelidikan kasus email rahasia, mereka belum bisa menentukan sampai kapan penyelidikan berlangsung.
 

Kepala Eksekutif Facebook, Mark Zuckerberg.

Pilpres Bikin Facebook Alergi Politik

Kepala Eksekutif Facebook, Mark Zuckerberg, sedang memikirkan cara baru membuat konten politik kurang terlihat di platformnya.

img_title
VIVA.co.id
29 Januari 2021