Trump Tuduh CNN Sebar 'Berita Bohong'

Presiden AS, Donald Trump.
Sumber :
  • REUTERS/Yuri Gripas

VIVA.co.id – Presiden Amerika Serikat, Donald John Trump, dalam akun Twitter-nya, mengucapkan selamat kepada Fox News atas rekor penontonnya dan menghujat CNN karena dituding menyebarkan berita bohong (hoax).

Joe Biden Tertangkap Kamera Sebut Reporter Fox News Bajingan Bodoh

"Selamat kepada @FoxNews untuk menjadi nomor satu di peringkat peresmian selama pelantikan Presiden AS. Mereka jauh lebih tinggi dari penyebar berita palsu @CNN! Publik Amerika memang cerdas," kata Trump, melalui cuitannya di Twitter, seperti dikutip situs Thehill, Rabu, 25 Januari 2017.

Siaran televisi kabel Fox News, pads Jumat, 20 Januari 2017, merebut antusiasme penonton AS sebanyak 2,19 juta dari 8,77 juta pemirsa. Mereka hanya 'dikalahkan' oleh NBC, yang menarik 5,9 juta penonton.

CNN Pecat Presenter Top Cuomo terkait Skandal Gubernur New York

Sementara untuk CNN, Trump seperti muak dan berulang kali memarahinya selama kampanye presiden hingga menjelang pelantikan sang taipan properti.

Pada konferensi pers satu hari sebelum pelantikannya, Trump menolak untuk menjawab pertanyaan dari wartawan CNN, Jim Acosta.

Donald Trump Junior Habiskan Duit Rakyat Rp1 Miliar Saat Berburu Domba

"Bukan Anda. Organisasi (media) Anda mengerikan. Saya tidak akan memberikan jawaban kepada Anda. Berita Anda palsu," ungkap Trump.


Gedung Putih bersumpah akan melawan pemberitaan media yang dianggap tidak adil. Hari pertama menjabat sebagai Presiden, Trump menegaskan, akan menindak media dan wartawan yang ‘meremehkan’ jumlah penonton yang hadir pada pelantikannya.

"Pada dasarnya, upaya ini dilakukan atas dugaan jumlah orang. Intinya adalah upaya yang dilakukan media untuk mendelegitimiasi Presiden. Kami tidak akan duduk diam dan menerimanya," kata Kepala Staf Gedung Putih, Reince Priebus, dikutip Reuters.

Perdebatan dengan media, memang telah mendominasi pekan pertama kepemimpinan Trump, bahkan melampaui berita mengenai kebijakan dan janji kabinet Trump. Secara jelas, pemerintah mengatakan akan terus mengambil sikap agresif terhadap media yang memberitakan soal Presiden Trump.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya